PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU
Udang galah, siapa
coba yang tak kenal dengan komoditas primadona air tawar satu ini. Seiring
berkembangnya pariwisata dan beragam kuliner udang galah di Indonesia, minat
masyarakat untuk mengkonsumsi udang galah semakin meningkat. Namun ternyata,
pengembangan udang galah di Indoensia masih dihantui ketidakberhasilan produksi
benih di hatchery akibat infeksi penyakit yang beragam serta kerentanan benih
terhadap perubahan lingkungan/kualitas air dan pertumbuhan udang yang lambat
pada masa pembesaran di kolam.
Untuk menghalau
kendala tersebut, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
pun meluncurkan inovasi udang galah jenis baru. Udang tersebut berasal
dari 9 kombinasi persilangan dengan 3 strain yakni dari sungai Bone, sungai
Mahakam dan sungai Citanduy. Metode seleksi/pemuliaan adalah seleksi
individu.
Sejarahnya, pada tahun
2007–2010 BBPBAT Sukabumi melakukan koleksi dan domestikasi induk alam,
dilanjut tahun 2011–2015 dilakukan pembentukan dan seleksi populasi sintetis.
Nah, berhubung seleksi individu dilakukan di Pelabuhan Ratu, maka udang galah
jenis baru ini dilepas dengan nama udang galah Siratu (udang galah Seleksi
Individu di Pelabuhan Ratu).
Sesuai dengan
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
25/Kepmen-Kp/2015 tanggal 16 April 2015. Udang ini diharapkan dapat menjadi
komoditas unggul baru dalam perikanan Budidaya guna menunjang peningkatan
produksi perikanan Budidaya serta peningkatan produksi udang galah nasional,
pendapatan, dan kesejahteraan pemBudidaya ikan.
Keunggulan induk/benih udang galah Siratuadalah memiliki
pertumbuhannya cepat (33.68%), bebas virus MrNV, durasi dan perkembangan larva
lebih cepat dari F2, tahan terhadap bakteri vibriosis, sintasan tinggi pada
fase pembesaran ≥ 80%, dan toleransi lingkungan (pH, suhu, salinitas) tinggi (≥
95%). Udang ini telah diuji dan dihasilkan SPF MrNV dan memiliki tingkat
toleransi dan kualitas benih pada salinitas dari 12 ppt ke 0 ppt diperoleh
nilai 100 %, suhu dari 25 °C ke 18 °C diperoleh nilai 99 %, pH dari 7 ke 4
diperoleh nilai 100 % dan formalin 500 ppm diperoleh nilai 100 %.
Ukurannya mulai 100 gr s/d 200 gr per ekor. Khusus untuk
udang yang tertangkap diperairan umum bisa meraih 300 gr per ekor. Udang galah
ini bisa dipelihara di kolam baik dengan polikultur ataupun monokultur dengan
biaya yang cukup rendah hingga bisa menambah pendapatan pemBudidaya.
Dengan dilepasnya udang galah Siratu ini, pemBudidaya akan
mendapatkan keuntungan yakni
; 1. Aspek Teknologi (Teknologi mudah dan sederhana,
Meningkatkan kelangsungan hidup dan mengurangi durasi pemeliharaan larva, serta
FCR rendah);
2. Aspek Ekonomi (Meningkatkan pendapatan
masyarakat dan Mewujudkan ketahanan pangan di masyarakat);
3. Aspek Sosial
(Membuka peluang usaha baru bagi masyarakat/pemBudidaya); dan
4. Aspek Lingkungan (Melestarikan flasma nutfah, menjaga
kelestarian lingkungan, dan mengurangi kegiatan eksploitasi di alam)
Sumber : DJPB-KKP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar