PELEPASAN
IKAN LELE
MUTIARA
Ikan
lele Afrika Clarias gariepinus Burchell, 1822 merupakan spesies ikan lele yang
telah dibudidayakan secara luas hampir di seluruh dunia. Di Indonesia, budidaya
ikan lele Afrika telah dimulai sejak tahun 1985 dan saat ini telah menjadi
salah satu komoditas perikanan budidaya yang populer. Ikan lele Afrika
digunakan dalam kegiatan budidaya di Indonesia melalui proses introduksi, baik
secara langsung dari negara-negara Afrika maupun melalui negara lain. Pada awal
introduksinya, ikan lele Afrika menunjukkan keunggulannya sebagai komoditas
perikanan budidaya, namun seiring dengan perjalanan kegiatan budidayanya,
keunggulan performanya semakin menurun, sehingga perlu dilakukan upaya
pemuliaan (Sunarma, 2004).
Upaya pemuliaan ikan lele Afrika telah
dilakukan di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi selama periode
tahun 2010-2014, sehingga dihasilkan strain baru ikan lele Afrika unggul yang
dinyatakan lulus ujian rilis pada 27 Oktober 2014 dengan nama Mutiara dan
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
77/KEPMEN-KP/2015. Ikan lele Mutiara memiliki keunggulan performa budidaya yang
relatif lengkap, terutama dalam hal pertumbuhan, efisiensi pakan, keseragaman
ukuran, toleransi penyakit, lingkungan, dan stres, serta produktivitas yang
tinggi (BPPI, 2014).
Ikan
Lele MUTIARA “mutu tinggi tiada tara”
Dibentuk dari
gabungan persilangan strain ikan lele Mesir, Paiton, Sangkuriang dan Dumbo yang
diseleksi selama 3 generasi pada karakter pertumbuhan
Keunggulan
:
1.
Laju pertumbuhan tinggi: 10-40% lebih
tinggi daripada benih-benih lain
2.
Lama pemeliharaan singkat: lama
pembesaran benih tebar berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm dengan padat tebar 100
ekor/m2 berkisar 40-50 hari, sedangkan pada padat tebar 200-300 ekor/m2
berkisar 60-80 hari.
3.
Keseragaman ukuran relatif tinggi:
tahap produksi benih diperoleh 80-90% benih siap jual dan pemanenan pertama
pada tahap pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi sebanyak
70-80%.
4.
Rasio konversi pakan (FCR = Feed Conversion Ratio) relatif rendah:
0,6-0,8 pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran.
5.
Daya tahan terhadap penyakit relatif
tinggi: sintasan (SR = Survival Rate)
pendederan benih berkisar 60-70% pada infeksi bakteri Aeromonas
hydrophila (tanpa antibiotik).
6.
Toleransi lingkungan relatif tinggi:
suhu 15-35 oC, pH 5-10, amoniak <3 mg/L, nitrit < 0,3 mg/L, salinitas
0-10 ‰.
7.
Produktivitas relatif tinggi:
produktivitas pada tahap pembesaran 20-70% lebih tinggi daripada benih-benih
strain lain.
8.
Hasil uji lapang menunjukkan hasil yg konsisten (stabil), benih ikan
lele MUTIARA memiliki performa pertumbuhan dan parameter-parameter
produktivitas yg selalu lebih tinggi (unggul) serta keuntungan usaha 2-9 kali
lipat daripada benih-benih pembandingnya, sehingga sesuai utk digunakan dalam
usaha pembesaran di berbagai lokasi dan sistem pembesaran.
bahwa guna
lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan
Lele yang beredar di masyarakat,
telah dihasilkan Ikan
Lele Mutiara sebagai jenis ikan baru yang merupakan
hasil kegiatan pemuliaan Ikan Lele melalui hasil kegiatan pemuliaan yang dilakukan oleh Balai Penelitian
Pemulian Ikan Sukamandi;
Bahwa
dalam rangka memperkenalkn ikan lele Mutiara sebagai komoditas
unggul baru dalam perikanan
budidaya guna menunjang peningkatan produksi
perikanan budidaya serta peningkatan produksi Ikan
Lele nasional, pendapatan, dan
kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Lele Mutiara; sesuai dengan Keputusan
Menteri Kelautan Dan Perikanan
Republik Indonesia
Nomor 77/Kepmen-Kp/2015 Tentang Pelepasan Ikan Lele Mutiara
yang isinya sebagai berikut :
DESKRIPSI KUANTITATIF
IKAN LELE MUTIARA
NO
|
DESKRIPSI
|
KETERANGAN/NILAI
|
1.
|
Silsilah
Induk Ikan
|
Dibentuk dari persilangan
populasi ikan lele Mesir,
Paiton,
Sangkuriang dan Dumbo
|
Waktu
asal
|
Tahun
2010 dan 2011
|
|
Daerah
asal
|
Populasi ikan
lele
Mesir
dikoleksi
dari
Karawang,
Paiton dari Mojokerto, Sangkuriang dari Cijengkol
(Subang) dan
Dumbo dari Sukamandi (Subang)
|
|
Keunggulan
|
-
Tumbuh
cepat
- Produktivitas
panen tinggi
- Keseragaman
ukuran tinggi
-
FCR rendah
(0,6-1,0)
- Lama
pemeliharaan singkat
-
Daya tahan
terhadap penyakit tinggi
- Toleransi terhadap lingkungan tinggi
|
|
2.
|
Metode
|
|
Metode
Seleksi
|
Seleksi
Individu
|
|
Protokol
|
Protokol Pemuliaan
Ikan Lele dan Perbanyakan
Induk Ikan Lele
Nomor P04 dan Nomor P05
(Pusat
Lele
Nasional, 2010)
|
|
Lokasi
pelaksanaan
|
Sukamandi,
Subang – Jawa Barat
|
|
Waktu
pelaksanaan
|
Tahun
2010-2014
|
|
3.
|
Klasifikasi
|
|
Famili
|
Clariidae
|
|
Nama Latin
|
Clarias gariepinus Burchell,
1822
|
|
Nama Dagang
|
African
catfish
|
|
Nama Indonesia
|
Ikan
Lele Dumbo, Ikan Lele Afrika
|
|
4.
|
Uji Fenotipe
|
|
|
Morfometrik
|
-
Panjang kepala:
24,33-30,59 %PS
- Lebar kepala:
14,87-20,06 %PS
-
Jarak
antarmata: 39,03-46,33 %PK
- Diameter mata:
5,01-6,55 %PK
-
Panjang
predorsal: 28,31-35,93 %PS
- Panjang sirip
punggung: 63,58-73,79 %PS
- Panjang
prepektoral: 15,67-21,93 %PS
-
Panjang
prepelvis: 39,55-55,76 %PS
- Panjang
preanal: 48,36-58,18 %PS
- Panjang sirip
anus: 33,11-48,33 %PS
-
Tinggi
badan maksimum: 11,63-17,43 %PS
- Tinggi batang ekor: 6,19-8,70
%PS
|
NO
|
DESKRIPSI
|
KETERANGAN/NILAI
|
|
Meristik
|
-
Jumlah
jari-jari sirip punggun:g: 59-79
- Jumlah
jari-jari sirip anus: 47-59
-
Jumlah
jari-jari sirip dada: 9-11
- Jumlah
jari-jari sirip perut: 5-6
-
Jumlah
jari-jari sirip ekor: 19-22
|
Warna
|
99,63%
normal (abu-abu gelap, TC Color File 5414)
|
|
Pertumbuhan
|
-
Pemeliharaan larva
21 hari menghasilkan benih dominan berukuran 2-3 cm dan 3-4 cm.
-
Pendederan 1 bulan menghasilkan benih dominan
berukuran 5-7 cm dan 7-9 cm.
-
Pembesaran 1,5-2 bulan tanpa sortir menghasilkan ikan lele ukuran
konsumsi sekitar
70-80%.
|
|
Nilai
toleransi
lingkungan
|
-
DO: >0 mg/L
- Suhu: 15-35 oC
- pH: 5-10
-
Amoniak: <3
mg/L
- Nitrit: <0,3
mg/L
- Salinitas:
0-10‰
|
|
Kualitas
daging
|
- Porsi termakan (edible portion):
61,11±8,40%
-
Kadar protein: 18,36%
-
Kadar lemak: 1,73%
|
|
Jenis pakan
&
kebiasaan
makan
|
Memakan segala
(omnivora)
pada
siang
maupun
malam hari.
|
|
Reproduksi
|
-
Umur awal
matang gonad: 5 bulan
- Warna oosit intraovarian: hijau-kekuningan
(91,11%)
dan kuning-kecokelatan (8,89%)
-
Diameter oosit
intraovarian: 1,31±0,08 mm
- Indeks gonadosomatik jantan: 0,74±0,25%
-
Indeks
ovisomatik betina: 13,21±2,42%
- Fekunditas relatif:
104.550±24
butir/kg
bobot
induk
-
Derajat
fertilisasi: 91,89±5,89%
- Derajat
penetasan: 86,49±7,81%
-
Waktu
rematurasi induk betina: 1,5 bulan
|
|
Ketahanan
penyakit
Aeromonas
hydrophila
|
-
LD50: 3,89x108 CFU/mL
- Mortalitas uji
tantang 24 jam: 13%, 60 jam: 30%
-
Sintasan benih
tanpa antibiotik: 60-70%
|
|
Peningkatan
kualitas genetik
|
Respon
seleksi kumulatif: 52,64%
|
|
5.
|
Uji Genotipe
|
|
|
Keragaman
genetik
|
-
Heterozigositas
teramati: 0,50
- Indeks fiksasi: 0,42
|
6.
|
Ketersediaan
Induk
|
- Induk penjenis:
237 ekor betina dan
213
ekor
jantan.
- Induk dasar:
15.000 ekor betina
dan 100.000 ekor jantan.
|
NO
|
DESKRIPSI
|
KETERANGAN/NILAI
|
7.
|
Manfaat
|
|
|
Aspek Teknologi
|
Teknologi
budidayanya mudah diterapkan karena
tidak berbeda dari
teknologi yang telah ada
dan tidak memerlukan teknologi baru yang spesifik.
|
Aspek
Ekonomi
|
Penggunaan pada usaha produksi benih menghasilkan benih
siap jual dalam
proporsi yang
tinggi (65-85%),
pada pembesaran menghasilkan ikan konsumsi
dengan
proporsi
yang
tinggi
(70-
80%),
sehingga keuntungan yang diperoleh tinggi.
|
|
Aspek
Sosial
|
Benih ikan lele tumbuh cepat yang terbukti memiliki keragaan tinggi dapat
diterima
dan
diminati oleh
para
pembudidaya, sehingga banyak permintaan.
|
|
Aspek
Lingkungan
|
Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kelestarian lingkungan, karena bukan
merupakan spesies baru yang
berbeda dari strain-strain ikan lele lain yang telah ada
sebelumnya.
|
Sumber :
Balai
Penelitian Pemuliaan Ikan [BPPI]. (2014). Petunjuk teknis budidaya ikan lele
Mutiara. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI). Sukamandi, (52 hlm).
https://bppisukamandi.kkp.go.id/
Sunarma, A. (2004). Peningkatan
produktivitas usaha lele Sangkuriang (Clarias sp.). Temu Unit Pelaksana Teknis
(UPT) dan Temu Usaha Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen
Kelautan dan Perikanan, Bandung, 4-7 Oktober 2004, 13 hlm
Keputusan
Menteri Kelautan Dan Perikanan
Republik Indonesia
Nomor 77/Kepmen-Kp/2015 Tentang Pelepasan Ikan Lele Mutiara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar