Selasa, 21 Mei 2019

PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA


PELEPASAN  IKAN LELE MUTIARA

Ikan lele Afrika Clarias gariepinus Burchell, 1822 merupakan spesies ikan lele yang telah dibudidayakan secara luas hampir di seluruh dunia. Di Indonesia, budidaya ikan lele Afrika telah dimulai sejak tahun 1985 dan saat ini telah menjadi salah satu komoditas perikanan budidaya yang populer. Ikan lele Afrika digunakan dalam kegiatan budidaya di Indonesia melalui proses introduksi, baik secara langsung dari negara-negara Afrika maupun melalui negara lain. Pada awal introduksinya, ikan lele Afrika menunjukkan keunggulannya sebagai komoditas perikanan budidaya, namun seiring dengan perjalanan kegiatan budidayanya, keunggulan performanya semakin menurun, sehingga perlu dilakukan upaya pemuliaan (Sunarma, 2004).
 Upaya pemuliaan ikan lele Afrika telah dilakukan di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi selama periode tahun 2010-2014, sehingga dihasilkan strain baru ikan lele Afrika unggul yang dinyatakan lulus ujian rilis pada 27 Oktober 2014 dengan nama Mutiara dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 77/KEPMEN-KP/2015. Ikan lele Mutiara memiliki keunggulan performa budidaya yang relatif lengkap, terutama dalam hal pertumbuhan, efisiensi pakan, keseragaman ukuran, toleransi penyakit, lingkungan, dan stres, serta produktivitas yang tinggi (BPPI, 2014).

Ikan Lele MUTIARA “mutu tinggi tiada tara”
Dibentuk dari gabungan persilangan strain ikan lele Mesir, Paiton, Sangkuriang dan Dumbo yang diseleksi selama 3 generasi pada karakter pertumbuhan
Keunggulan :
1.   Laju pertumbuhan tinggi: 10-40% lebih tinggi daripada benih-benih lain
2.   Lama pemeliharaan singkat: lama pembesaran benih tebar berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm dengan padat tebar 100 ekor/m2 berkisar 40-50 hari, sedangkan pada padat tebar 200-300 ekor/m2 berkisar 60-80 hari.
3.   Keseragaman ukuran relatif tinggi: tahap produksi benih diperoleh 80-90% benih siap jual dan pemanenan pertama pada tahap pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi sebanyak 70-80%.
4.   Rasio konversi pakan (FCR = Feed Conversion Ratio) relatif rendah: 0,6-0,8 pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran.
5.   Daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi: sintasan (SR = Survival Rate) pendederan benih berkisar 60-70% pada infeksi bakteri Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik).
6.   Toleransi lingkungan relatif tinggi: suhu 15-35 oC, pH 5-10, amoniak <3 mg/L, nitrit < 0,3 mg/L, salinitas 0-10 ‰.
7.   Produktivitas relatif tinggi: produktivitas pada tahap pembesaran 20-70% lebih tinggi daripada benih-benih strain lain.
8.   Hasil uji lapang menunjukkan hasil yg konsisten (stabil), benih ikan lele MUTIARA memiliki performa pertumbuhan dan parameter-parameter produktivitas yg selalu lebih tinggi (unggul) serta keuntungan usaha 2-9 kali lipat daripada benih-benih pembandingnya, sehingga sesuai utk digunakan dalam usaha pembesaran di berbagai lokasi dan sistem pembesaran.
bahwa guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Lele yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan Ikan Lele Mutiara sebagai jenis ikan baru yang merupakan hasil kegiatan pemuliaan Ikan Lele melalui hasil kegiatan pemuliaan yang dilakukan oleh Balai Penelitian Pemulian Ikan Sukamandi;
Bahwa dalam rangka memperkenalkn ikan lele Mutiara sebagai    komoditas unggul baru dalam perikanan budidaya guna menunjang peningkatan produksi  perikanan  budidaya  serta  peningkatan produksi Ikan Lele nasional, pendapatan, dan kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas   Ikan Lele Mutiara; sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor   77/Kepmen-Kp/2015 Tentang Pelepasan  Ikan Lele Mutiara yang isinya sebagai berikut :


DESKRIPSI KUANTITATIF IKAN LELE MUTIARA

NO
DESKRIPSI
KETERANGAN/NILAI
1.
Silsilah Induk Ikan
Dibentuk dari persilangan populasi ikan lele Mesir,
Paiton, Sangkuriang dan Dumbo
Waktu asal
Tahun 2010 dan 2011
Daerah asal
Populasi  ikan  lele  Mesir  dikoleksi  dari  Karawang, Paiton dari Mojokerto, Sangkuriang dari Cijengkol
(Subang) dan Dumbo dari Sukamandi (Subang)
Keunggulan
-  Tumbuh cepat
-  Produktivitas panen tinggi
-  Keseragaman ukuran tinggi
-  FCR rendah (0,6-1,0)
-  Lama pemeliharaan singkat
-  Daya tahan terhadap penyakit tinggi
-  Toleransi terhadap lingkungan tinggi
2.
Metode
Metode Seleksi
Seleksi Individu
Protokol
Protokol  Pemuliaan  Ikan  Lele  dan  Perbanyakan
Induk Ikan Lele Nomor P04 dan Nomor P05 (Pusat
Lele Nasional, 2010)
Lokasi pelaksanaan
Sukamandi, Subang – Jawa Barat
Waktu pelaksanaan
Tahun 2010-2014
3.
Klasifikasi
Famili
Clariidae
Nama Latin
Clarias gariepinus Burchell, 1822
Nama Dagang
African catfish
Nama Indonesia
Ikan Lele Dumbo, Ikan Lele Afrika
4.
Uji Fenotipe

Morfometrik
-  Panjang kepala: 24,33-30,59 %PS
-  Lebar kepala: 14,87-20,06 %PS
-  Jarak antarmata: 39,03-46,33 %PK
-  Diameter mata: 5,01-6,55 %PK
-  Panjang predorsal: 28,31-35,93 %PS
-  Panjang sirip punggung: 63,58-73,79 %PS
-  Panjang prepektoral: 15,67-21,93 %PS
-  Panjang prepelvis: 39,55-55,76 %PS
-  Panjang preanal: 48,36-58,18 %PS
-  Panjang sirip anus: 33,11-48,33 %PS
-  Tinggi badan maksimum: 11,63-17,43 %PS
-  Tinggi batang ekor: 6,19-8,70 %PS


NO
DESKRIPSI
KETERANGAN/NILAI

Meristik
-  Jumlah jari-jari sirip punggun:g: 59-79
-  Jumlah jari-jari sirip anus: 47-59
-  Jumlah jari-jari sirip dada: 9-11
-  Jumlah jari-jari sirip perut: 5-6
-  Jumlah jari-jari sirip ekor: 19-22
Warna
99,63% normal (abu-abu gelap, TC Color File 5414)
Pertumbuhan
-  Pemeliharaan larva 21 hari menghasilkan benih dominan berukuran 2-3 cm dan 3-4 cm.
-  Pendederan 1 bulan menghasilkan benih dominan berukuran 5-7 cm dan 7-9 cm.
-  Pembesaran      1,5-2      bulan      tanpa      sortir menghasilkan ikan lele ukuran konsumsi sekitar
70-80%.
Nilai toleransi
lingkungan
-  DO: >0 mg/L
-  Suhu: 15-35 oC
-  pH: 5-10
-  Amoniak: <3 mg/L
-  Nitrit: <0,3 mg/L
-  Salinitas: 0-10‰
Kualitas daging
-  Porsi termakan (edible portion): 61,11±8,40%
-  Kadar protein: 18,36%
-  Kadar lemak: 1,73%
Jenis pakan &
kebiasaan makan
Memakan  segala  (omnivora)  pada  siang  maupun malam hari.
Reproduksi
-  Umur awal matang gonad: 5 bulan
-  Warna    oosit    intraovarian:    hijau-kekuningan
(91,11%) dan kuning-kecokelatan (8,89%)
-  Diameter oosit intraovarian: 1,31±0,08 mm
-  Indeks gonadosomatik jantan: 0,74±0,25%
-  Indeks ovisomatik betina: 13,21±2,42%
-  Fekunditas  relatif:  104.550±24  butir/kg  bobot induk
-  Derajat fertilisasi: 91,89±5,89%
-  Derajat penetasan: 86,49±7,81%
-  Waktu rematurasi induk betina: 1,5 bulan
Ketahanan penyakit
Aeromonas
hydrophila
-  LD50: 3,89x108 CFU/mL
-  Mortalitas uji tantang 24 jam: 13%, 60 jam: 30%
-  Sintasan benih tanpa antibiotik: 60-70%
Peningkatan
kualitas genetik
Respon seleksi kumulatif: 52,64%
5.
Uji Genotipe

Keragaman genetik
-  Heterozigositas teramati: 0,50
-  Indeks fiksasi: 0,42
6.
Ketersediaan Induk
-  Induk  penjenis:  237  ekor  betina  dan  213  ekor jantan.
-  Induk dasar: 15.000 ekor betina dan 100.000 ekor jantan.


NO
DESKRIPSI
KETERANGAN/NILAI
7.
Manfaat

Aspek Teknologi
Teknologi budidayanya mudah diterapkan karena tidak  berbeda  dari  teknologi  yang  telah  ada  dan tidak memerlukan teknologi baru yang spesifik.
Aspek Ekonomi
Penggunaan     pada     usaha     produksi     benih menghasilkan benih siap jual dalam proporsi yang
tinggi  (65-85%),  pada  pembesaran  menghasilkan ikan  konsumsi  dengan  proporsi  yang  tinggi  (70-
80%), sehingga keuntungan yang diperoleh tinggi.
Aspek Sosial
Benih ikan lele tumbuh cepat yang terbukti memiliki keragaan  tinggi  dapat  diterima  dan  diminati  oleh
para pembudidaya, sehingga banyak permintaan.
Aspek Lingkungan
Tidak   menimbulkan   dampak   negatif   terhadap
kelestarian lingkungan, karena bukan merupakan spesies baru yang berbeda dari strain-strain ikan lele lain yang telah ada sebelumnya.









Sumber :
Balai Penelitian Pemuliaan Ikan [BPPI]. (2014). Petunjuk teknis budidaya ikan lele Mutiara. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI). Sukamandi, (52 hlm).
https://bppisukamandi.kkp.go.id/
Sunarma, A. (2004). Peningkatan produktivitas usaha lele Sangkuriang (Clarias sp.). Temu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Temu Usaha Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan, Bandung, 4-7 Oktober 2004, 13 hlm
Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor   77/Kepmen-Kp/2015 Tentang Pelepasan  Ikan Lele Mutiara














Tidak ada komentar:

Posting Komentar