Jumat, 23 Agustus 2019

MENGENAL BUDIDAYA IKAN SEPAT SIAM (Trichogaster pectoralis)


MENGENAL BUDIDAYA IKAN SEPAT SIAM
(Trichogaster pectoralis)


Ikan sepat rawa merupakan salah satu ikan lokal potensial. Produksi ikan sepat rawa seluruhnya masih bergantung hasil tangkapan alam. Kondisi tersebut menyebabkan penurunan kelimpahan ikan sepat rawa di beberapa lokasi. Masalah tersebut perlu segera diantisipasi, salah satunya melalui kegiatan budidaya
Ikan sepat merupakan ikan asli negara Thailand.  Di habitat aslinya, ikan ini hidup di rawa - rawa yang banyak ditumbuhi tanaman airnya, karena ikan ini butuh substrat sebagai tempat melatakkan busa untuk telur - telurnya. Meskipun ikan ini tidak begitu populer dikalangan masyarakat luas, namun ikan ini cukup dikenal di Indonesia. Meskipun ikan ini adalah ikan untuk konsumsi, tapi pada ukuran kecil ikan ini bisa dijadikan sebagai ikan hias, karena bentuk tubuh dan warnanya sangat menarik. Ikan sepat siam merupakan ikan asli  negara Thailand, dan hidup di rawa-rawa. Ikan ini di datangkan ke Indonesia pada tahun 1934 dari semenanjung Malaka.
Klasifikasi ikan sepat siam :
Ordo               : Labyrinthici
Sub Ordo        : Anabantoidae
Famili              : Anabantidae
Genus              : Trichogaster
Species            : Trichogaster pectoralis

Ciri-ciri
Badan memanjang, pipih kesamping (compressed), tinggi badan 2,2 sampai 3 kali panjang standar.  Sirip punggung mempunyai 7 buah duri dan 10-11 jari-jari sirip lemah, sirip dada lebih panjang daripada kepala, mulut sangat kecil dan dapat disembulkan.
Jari-jari sirip perut yang pertama mengalami modifikasi menjadi filamen yang panjang mencapai sirip ekor. Linealateralis (1.1.) terdiri dari 42-47 sisik.  Pada daerah punggung badan hijau kegelapan sedangkan pada bagian badan sebelah sampaing sisik lebih terang.  Pada kepala dan badan terdapat garis-garis yang melintang dan dari mata sampai ke ekor terdapat garis memanjang yang terputus.  Pada sirip dubur terdapat 2-3 garis hitam yang memanjang (longitudinal). Panjang ikan maksimum yang dapat dicapai  ± 250 mm. Rumus jari-jari sirip sebagai berikut : D.VII. 10-11;  A. IX-XII.  33-38;  L.1.  55-63.
Sifat-Sifat
Sepat siam merupakan ikan sungai dan rawa yang cocok sekali di pelihara di kolam-kolam.  Jenis ikan ini dapat hidup pada perairan yang pH-nya berkisar antara 4 - 9.  Jenis ikan ini mudah dibiakkan di sawah dan kolam.  Kematangan kelamin mulai terjadi pada  umur 7 bulan.  Pembiakan terjadi dengan terlebih dahulu ikan tersebut membuat sarang berupa gelembung-gelembung  (busa) yang bergaris tengah ± 5 cm.  Telur yang dihasilkan akan terapung berada pada sarang tersebut.  Seekor induk yang bertelor dapat menghasilkan 7000-8000 butir telor, sedangkan larva yang hidup biasanya tidak lebih dari 4000 ekor.
Telur berwarna kuning  atau putih kekuning-kuningan, mengandung globul minyak sehingga mempunyai sifat mengapung, dan embrio menetas setelah 36-48 jam dari pembuahan.  Kantong kuning telur diserap dalam waktu 3-7 hari.  Pemijahan dikolam terjadi sepanjang tahun.  Lava dan benih memakan plankton.  Ikan-ikan dewasa memakan phytoplankton seperti Bacillariphyceae, Cyanophyceae, plagellata, Zooplankaton seperti Cilliata, Rotifera, Cladocera, Copepoda, Cholorophyceaedan tumbuh-tumbuhan tinggi yang membusuk.
Pertumbuhan di kolam dan di sawah mencapai 7-9 cm dalam waktu 3 bulan, 10-12 cm dalam waktu 6 bulan dan 16-18 cm dalam waktu 12 bulan.  Berat ikan yang besar antara 130-160 gram.  Pemeliharaan yang baik adalah di daerah-daerah ketinggian sampai 800 meter dpl.
Penyebaran
Tempat asal ikan sepat siam adalah Thailand. Indonesian mendatangkan ikan ini pada tahun 1934 dari semenanjung Malaka. Kemudian jenis ikan ini karena habitat asalnya adalah rawa-rawa, ditebarkan pula didaerah rawa-rawa diperairan Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Di Sumatera Selatan ikan ini berbiak dengan cepatnya dan kini jenis ikan ini merupakan ikan penting yang mendominasi daerah rawa.  Hasil penangkapan suatu perairan umum di sumatera selatan, 60% adalah sepat siam.  Jenis ikan ini ditangkap dengan macam-macam alat seperti pangilar (sejenis perangkap) dibuat dari kawat atau rotan, pukat (gill net) dan empang - lulung terbuat dari bambu  dengan rotan sebagai pengikatnya.  Demikian pula halnya di perairan Kalimantan, jenis ikan ini mempunyai peranan penting.  Jenis ikan ini telah dibawa pula ke Bali, Lombok, Flores dan Ambon. Pada umumnya jenis ikan ini diolah sebagai ikan asin yang diekspor ke Jawa.
Pemeliharaan ikan sepat siam di kolam-kolam di Jawa kurang popular, meskipun di daerah daratan rendah banyak pula yang memelihara.

          Pemeliharaan
          Pemeliharaan ikan sepat siam dilakukan di kolam atau di sawah, terutama di daerah-daerah dataran rendah atau di rawa-rawa yang pH-nya sedikit asam atau di kolam-kolam tergenang tanpa adanya aliran air sehingga zat asam minimal. Ikan sepat siam adalah ikan yang mempunyai alat labyrinth sehingga kekurangan zat asam tidak merupakan masalah besar.
 Di Kalimantan Selatan pemeliharaan sepat siam dilakukan dalam beje-beje yang dibuat di sawah atau di rawa berupa saluran-saluran berukuran lebar ± 2 m dan tinggi       1 - 1,5 m sedangkan panjangnya tidak tertentu.  Saluran ini pada musim hujan tergenang air bila air hujan turun pada musim kemarau maka ikan akan berkumpul dan dapat dilakukan penangkapan dengan  mudah.
   Pemeliharaan ikan sepat siam di sawah biasanya dikombinasikan dengan ikan jenis lain atau poli kultur.  Pada pemeliharaan di sawah sebaiknya saluran pinggir atau saluran tengah diperdalam, agar plankton yang dihasilkan cukup tersedia.

Perkembangbiakan
Untuk membiakan jenis ikan ini tidak diperlukan perlakuan khusus seperti pada halnya ikan-ikan mas, tawes atau gurame.  Ikan sepat dapat berbiak di kolam pemeliharaan dengan sendirinya.  Tumbuh-tumbuhan air seperti Hydrilla persicillata dan air yang cukup zat asam diperlukan.
Kolam pemijahan hendaknya agak dalam yaitu sekitar 70 - 100 cm, dan pada waktu pemijahan terjadi kolam hendaknya berair diam sehingga pemasukan air cukup untuk mengganti air yang hilang karena penguapan atau merembes. Tumbuh-tumbuhan air yang mengapung baik sekali disediakan untuk menutup sebagian kecil permukaan saja.  Pada waktu pemijahan maka ikan jantan akan membuat sarang terlebih dahulu.  
Pembuatan sarang dilakukan selama 1 - 2 hari.  Gelembung - gelembung udara (buih) yang membentuk sarang tersebut bergaris tengah 1,5 - 3 mm.  Pada waktu pembuatan sarang tersebut ikan - ikan lain tidak diperkenankan mendekat.  Jika ada ikan yang mendekat maka akan dikejarnya sehingga keluar dari daerah territorial tempat  sarang  dibuat.  Sarang  biasa dibuat dari bagian tepiatau di sudut - sudut.  Setelah sarang siap maka ikan jantan memikat betina dan pemijahan terjadi di bawah sarang.
Telur yang telah dibuahi tadi mengapung sampai mencapai sarang tersebut.  Telur menetas setelah 2 - 3 hari.  Telur kemudian dijaga oleh jantan, terutama dari gangguan-gangguan lain yang mendekat.
Untuk mengembangbiakkan ikan sepat siam ini sebaiknya kolam dipersiapkan dengan pengeringan, pemupukan dan sebagainya, agar hama benih dapat hilang dan benih cukup mendapat makanan terutama makanan alami (Zooplankton).

DAFTAR PUSTAKA
Azis D.A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Sepat Siam Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Daelami, Deden A.S. 2002. “Agar Ikan Sehat” Jakarta: Penebar Swadaya.
Dalimartha, S. 2004. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”, Anggota IKAPI, Puspita Swara.
Suyanto, S. Rachmatun. 1995.  “Parasit Ikan dan Cara-cara Pemberantasannya”. Jakarta: Yayasan Sosial Tani Membangun.

Kamis, 08 Agustus 2019

MENGENAL IKAN SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus)


MENGENAL IKAN SEPAT RAWA
(Trichogaster trichopterus)


Sepat rawaTrichogaster trichopterus, atau sering disebut sepat rawa (biasa) adalah sejenis ikan anggota suku gurami (Osphronemidae). Seperti kerabatnya yang bertubuh lebih besar, sepat siam (T. pectoralis), ikan ini merupakan ikan konsumsi yang disukai orang, meski umumnya hanya bernilai lokal. Namun di samping itu terdapat pula varian-varian hiasnya yang berwarna menarik, yang populer sebagai ikan akuarium.

Ikan Sepat merupakan ikan yang hidup di air tawar dan termasuk dalam golongan marga Trichogaster, anggota suku gurami Osphronemidae. Di indonesia ikan ini dikenal sebagai ikan konsumsi. dan beberapa jenisnya di perdagangkan sebagai ikan hias. Ikan ini banyak dikenal dengan nama-nama lokal seperti sepat sawah/rawa, sepat jawa, sepat biru, sepat ronggeng (Melayu), sapek (Minang) dan lain-lain. Dalam perdagangan ikan hias bergantung pada varietasnya, ikan ini dikenal dengan nama-nama (Ingg.) seperti Three spot gourami, Blue gourami, Cosby gourami, Gold gourami, Golden gourami, serta Opaline gourami. Sepat semula digolongkan ke dalam suku Belontiidae, bersama cupang dan kerabatnya. Akan tetapi sekarang suku ini telah digabungkan ke dalam suku Osphronemidae, yang juga mencakup gurami dan sepat kerdil (Colisa).  

Marga Trichogaster berkerabat dekat dengan marga Colisa; anggota kedua marga ini sama-sama memiliki sirip perut berupa cambuk. Namun marga Trichogaster memiliki sirip punggung yang relatif lebih pendek, dan individu dewasanya berukuran jauh lebih besar daripada Colisa.

Klasifikasi Ilmiah : 

Kerajaan Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Actinopterygii 
Ordo Perciformes 
Sub Ordo : Anabantoidae 
Famili : Osphonemidae 
Sub Famili : Luciophalinae 
Genus : Trichogaster


Sebagaimana kerabat-kerabat dekatnya, yakni tambakan, betokgurami, dan cupang, sepat tergolong ke dalam anak bangsa Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya organ labirin (labyrinth) di ruang insangnya, yang amat berguna untuk membantu menghirup oksigen langsung dari udara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup di tempat-tempat yang miskin oksigen seperti rawa-rawa, sawah dan lain-lain.




Ciri ciri umum ikan sepat bertubuh pipih jorong dengan moncong runcing dan mulut kecil. Sisik kecil-kecil, bersusun miring, dalam aneka ukuran. Gurat sisi sempurna, bentuk tabung yang kadang-kadang agak lengkung. Sirip punggung (dorsal) terletak jauh ke belakang, namun berakhir agak jauh di depan sirip ekor. 

Sirip perut (ventral) berubah bentuk sepasang jari-jari lunak yang pertama berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk panjang sepanjang badan, ditambah dengan sepasang duri pendek dan beberapa pasang jumbai pendek yang tak seberapa terlihat. Sirip dubur (anal) memanjang mulai dari di bawah dada hingga pangkal ekor. Sirip dada (pectoral) kurang lebih meruncing, sementara sirip ekor sedikit bercabang. 
Ikan jenis ini hidupnya bergerombol di rawa-rawa, danau, aliran-aliran air yang tenang, dan umumnya lahan basah di dataran rendah termasuk sawah-sawah serta saluran irigasi. Biasanya sepat berkumpul di dekat tanaman air seperti kangkung, eceng gondok dan sejenisnya. Selain tempat makan, tanaman tersebut juga dijadikan tempat untuk menyimpan telur mereka saat berkembang biak. Pada musim berbiak, ikan jantan membangun sebuah sarang busa untuk menampung dan memelihara telur-telur sepat betina, yang dijagainya dengan agresif. Disaat musim banjir, penyebarannya meluas mengikuti aliran banjir. Ikan Sepat memangsa zooplankton, krustasea kecil dan aneka larva serangga.
Ikan sepat banyak tersebar di bagian Indocina, terutama di lembah Sungai Mekong di Cambodia atau Kamboja, dan di Indonesia Barat, yakni di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Sekitar tahun 1938, ikan sepat ini dimasukkan ke Danau Tondano dan tempat-tempat lain di Sulawesi. Beberapa spesies dari jenis ikan sepat yang diketahui yaitu sepat siam, sepat rawa dan sepat mutiara. Sepat mutiara banyak dipergunakan sebagai pajangan ikan hias di akuarium krena jenis ini memiliki varian warna yang menarik.
Ada dua jenis ikan sepat yang banyak di temukan di perairan Indonesia, yaitu sepat rawa dan jenis lainnya yaitu sepat siam.
Sepat rawa dalam bahasa latin (Trichogaster Trichopterus), merupakan ikan konsumsi yang paling disukai orang, meski umumnya hanya bernilai lokal.
Namun di samping itu, terdapat pula varian -varian hiasnya yang berwarna- warni serta menarik, yang populer sebagai ikan hiasan akuarium.Sebutan lain ikan sepat rawa di Indonesia adalah sepat sawah, sepat jawa, sepat biru, sepat ronggeng (Malaysia), dan masih banyak lain -lain.
Untuk sepat yang bisa dijadikan ikan hias tergantung dari varietasnya, dimana lebih banyak dikenal dengan nama -nama Inggris seperti: Three spot gourami, Cosby gourami, Blue gourami, Golden gourami, Gold gourami, serta Opaline gourami.
Ikan ini biasanya hidup di rawa -rawa, danau, aliran -aliran air yang tenang, sawah -sawah, saluran irigasi dan di lahan basah lainnya yang terletak di dataran rendah dan tenang.
Pada saat musim banjir, penyebaran ikan ini meluas mengikuti aliran banjir, makanan sepat rawa biasanya dengan memangsa zooplankton, krustasea kecil dan aneka larva serangga kecil lainnya.Pada musim berkembang biak, ikan jantan senantiasa membangun sebuah sarang busa yang berguna untuk menampung dan memelihara telur -telur sepat dari sepat betina.
 Sepat rawa mulai menyebar di Indocina, terutama di lembah Sungai Mekong, dan di Indonesia barat, yakni di Sumatra,Ciri pada ikan sepat rawa adalah, bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang total hingga 120 mm, berwarna perak buram kebiruan atau kehijauan.
Dengan beberapa antenna mirip pita miring berwarna gelap, serta bercak hitam yang masing -masing berada pada tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor. Warna tubuh ikan sepat ini amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun bentuk pada pola -pola warna tubuhnya, begitu juga dengan bilangan jari -jari pada sirip -siripnya.
Sepasang jari -jari terdepan pada sirip perut dapat berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut.
Berbentuk yang memanjang hingga ke bagian ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2 -3 jumbai yang pendek.
Sepat Siam bila dalam bahasa latin (Trichogaster pectoralis), merupakan ikan konsumsi yang cukup penting, terutama sebagai sumber protein bagi tubuh.Selain dijual dalam keadaan segar di pasar- pasar, sepat siam kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin dan diperdagangkan antar pulau di daerah Indonesia.Tidak seperti jenis sepat air tawar yang lainnya, sepat siam kurang populer sebagai ikan hias untuk di pasangkan dengan akuarium.
Sebutan lain dari sepat siam adalah Siamese gourami atau snake skin gouramy (Inggris), slipper (Jawa Timur). Sebagaimana ikan sepat rawa umumnya, ikan ini sangat menyukai rawa- rawa, danau, sungai dan parit -parit yang berair tenang terutama yang banyak air dan makanannya serta ditumbuhi tumbuhan air.
Penyebaran asli ikan ini adalah di wilayah Asia Tenggara, terutama di lembah Sungai Mekong di darah Laos, Sepat siam mulai masuk ke perairan Indonesia pada tahun 1934, yang kemudian dikembangkan pembudidayaannya di kolam -kolam dan sawah. Pada tahun 1937, sepat ini  dimasukkan ke Danau Tempe di Sulawesi dan kemudian sedemikian berhasil di kembang biakan, sehingga dua tahun kemudian ikan ini mulai mendominasi.
Manfaat Ikan Sepat Bila Dikonsumsi
•        Mencegah Dimensia
•        Mencegah Terjadinya Peradangan
•        Mengurangi resiko terkena alzheimer
•        Ibu Hamil dan Masalah Prematur
•        Menstabilkan Tekanan Darah Tinggi
•        Mencegah Depresi
•        Mengurangi risiko stroke
•        Mencegah Diabetes
•        Mata dan kulit menjadi lebih sehat
•        Mengurangi risiko adanya kanker

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Sepat_rawa

https://www.semuaikan.com/khasiat-dan-manfaat-ikan-sepat-untuk-kesehatan-tubuh-manusia/

Senin, 22 Juli 2019

TEKNIK BUDIDAYA IKAN GABUS HARUAN (Channa striata Bloch,1793)



TEKNIK BUDIDAYA IKAN GABUS HARUAN
(Channa striata Bloch,1793)
                                                  

Populasi ikan gabus haruan di alam sudah mulai berkurang kerena mengandalkan hasil tangkapan di alam sedangkan kegiatan budidayanya belum berkembang di masyaraka. Salah satu masalah yang penting dalam budidaya ikan gabus haruan adalah keterseian benih dan pakan yang cocok serta mudah diperoleh dalam kegiatan pembesarannya. 
Berikut serangkaian tata cara memelihara ikan gabus agar panen anda melimpah :
1. Pemilihan Tempat
Ada bebrapa tempat pembudidayaan ikan gabus yang biasa di pakai oleh para peternak ikan gabus, yaitu : kolam tana, kolam terpal maupun kolam beton. Pilihlah salah satu jenis kolam yang akan kamu pakai nantinya, sesuaikan dengan modal awal. Berikut beberapa poin penting yang harus kamu ketahui tentang ketiga jenis kolam pemeliharaan ikan gabus ini :
                Kolam Tanah
Untuk kolam ikan gabus yang menggunakan media langsung dari tanah, cara membuatnya cukup sederhana yaitu dengan menggali tanah yang permukaannya datar hingga mencapai kedalaman tertentu (disesuaikan dengan keinginan pemilik) dan kemudian anda hanya tinggal melakukan penimbunan di bagian sisi kolam agar ketinggian dari kolam tersebut bisa bertambah.
Untuk masalah air yang akan digunakan di dalam kolam ikan gabus tersebut, biasanya berasal dari anak sungai yang di aliri dari atas kolam, dan air yang telah melimpah akan masuk dan mengalir ke dalam selokan yang di siapkan di dekat kolam hingga akan terjadi sirkulasi air yang baik. Selain lebih praktis dan hemat biaya, berikut beberapa keuntungan lain yang di peroleh melalui kolam dengan media tanah ini :
1.       Kemungkinan ikan mendapatkan pakan alami akan lebih tinggi, hingga akan membantu dalam budidaya ikan gabus dan menjaga agar para ikan tumbuh dengan sehat.
2.       Akan selalu ada beberapa pakan alami yang hidup dan berkembang biak secara langsung di dalam kolam ikan berjenis ini seperti beberpa jenis ikan – ikan kecil, udang – udang liar dan beberapa zat renik.
3.       Perairan yang di hasilkan di dalam kolam ini akan lebih subur jika dilakukan proses pemupukan terlebih dahulu sebelum mengolah kolam.
4.       Proses pergantian air yang biasanya bersumber dari aliran sungai tentunya memberikan tingkat tinggi dari masuknya pakan alami.

Kolam Terpal
Sekarang ini, penggunaan kolam terpal untuk berbagai budidaya ikan kian populer,. Banyak jenis ikan lain yang biasanya di budidayak dengan menggunakan kolam berjenis ini, ikan gabus misalnya. Penggunaan kolam terpal tentunya akan lebih praktis dan mudah, pembuatannya juga akan lebih murah jika di bandingkan dengan kolam beton dan tentunya memiliki beberapa kenggulan antara lain :
  1. Bagus untuk daerah yang tidak bagus atau tidak mudah mendapatkan air. Jika anda tinggal di daerah yang tidak terlalu mudah untuk mendapatkan air, daerah berpasir dan di pesisir dimana lapisan tanahnya tentu tidak bisa menampung air. Maka penggunaan kolam terpal adalah pilihan yang bagus.
  2. Menjaga kestabilan suhu di kolam. Beberapa petani ikan telah membuktikan kehebatan dari kolam terpal yang nyatanya mampu menahan fluktuasi atau perubahan suhu air kolam yang biasanya terjadi karena alas sekam yang di tabur pada dasar kolam.
  3. Tidak terlalu berbau. Berbeda dengan menggunakan kolam ikan yang terbuat langsung dari media tanah, penggunaan kolam terpal akan meminimalisir bau lumpur maupun bau tanah pada ikan yang di hasilkan.
  4. Lebih mudah untuk melakukan pemanenan. Karena pada kolam ikan terpal ini akan minim lumpur atau bahkan tidak ada sama sekali, jadi proses pemanenan akan lebih mudah dan cepat.
  5. Jarang di temukan adanya penyakit maupun hama. Kebersihan pada kolam ini relatif stabil, makanya jarang di temukan adanya ikan yang terjangkit penyakit maupun yang terkena hama tertentu.

                         Kolam Beton            
Beternak ikan gabus di kolam beton memang memerlukan persiapan dan juga perawatan yang akan berbeda dengan budidaya ikan menggunakan 2 media kolam jenis lainnya. Walaupun sebenarnya untuk proses pembudidayaan ikan gabus, kolam beton di anggap paling bagus di antara yang lainnya. Berikut beberapa kelebihan ketika menggunakan kolam beton :

  1. Berbeda dengan kolam tanah, air yang di aliri kedalam kolam tidak akam mudah kotor dan lebih higienis karena tidak langsung bersentuhan dengan tanah.
  2. Jauh lebih awet struktur kolam ini jika di bandingkan dengan struktur kolam yang lainnya.
  3. Lebih tahan dan akan lebih jarang membutuhkan proses perawatan.
  4. Mudah di bersihkan pada masa panen.
  5. Ikan yang di hasilkan ketika panen tidak akan berbau tanah maupun lumpur.

2. Memilih Indukan Ikan Gabus
Sebelum melakukan pembudidayaan, tentunya anda terlebih dahulu harus memilih indukan yang bagus, sehat dan aktif. Perbedaan induk jantan dan betina ikan gabus adalah sebagai berikut :
  • Ikan gabus jantang biasanya akan mempunyai bentuk kepala yang oval dan betina yang berbentuk bulat.

                                  

  • Warna tubuh ikan gabus jantan sedikit gelap dan pada betina terdapat warna kontras yang cukup terang.
  • Lubang genital pada ikan gabus jantan biasanya berwarna merah dan jika di tekan akan keluar cairan bening dan pada betina jika di tekan pada bagian perut akan mengeluarkan telur, bertekstur lembek dan cenderung berukuran lebih besar dari pada perut ikan gabus jantan.

 Memulai Pemijahan dan Proses Penetasan Telur
Pemijahan sendiri berarti sebuah proses di mana adanya pelepasan telur beserta sperma pada induk ikan yang nantinya akan menghasilkan pembuahan. Ini adalah proses yang terjadi ketika anda telah menemikan indukan untuk melakukan pemijahan.
Campurkan beberapa indukan jantan dan betina, setidaknya 20 hingga 30 indukan. Disinilah bak atau kolam yang telah anda pilih sebelumnya di perlukan. ada beberapa kolam yang di perlukan, salah satunya untuk proses pemijahan.
Biarkan indukan ikan gabus selama 3 atau 4 hari di dalam kolam tersebut, usahakan agar air untuk tetap mengalir selama terjadinya proses pemijahan berlangsung. Beberapa tanaman air bisa anda tambahkan ke dalam kolam selam pemijahan. Isi air kolam dengan batasan hingga 50 cm. Biasanya ikan gabus betina mampu menghasilkan hingga 11.000 butit telur.
Telur – telur tersebut akan menetas dalam waktu lebih kurang sehari. Aturlah suhu kolam hingga 28 derajat C. Biarkan saja anakan ikan gabus yang telah menetas tersebut, karena mereka masih menyimpan cadangan makanan sendiri untuk selama lebih kurang 2 hari.
4. Perwatan Larva Ikan Gabus
Untuk merawat burayak atau larva dari ikan gabus, maka anda harus mempersiapkan beberapa langkah pemeliharaan, berikut penjabarannya :
§  Perwatan burayak ketika menginjak umur 2 hari
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa larva atau burayak ini telah menyimpan cadangan makanan untuk 2 hari lamanya, dan setelah itu anda di haruskan memberi makanan seperti artemia, anda bisa memberi pakan 3 kali dalam sehari agar larva – larva tersebut bisa tumbuh besar dengan cepat.
§  Perawatan saat burayak atau larva berumur 5 hari
Tetap memberikan makan 3 kali dalam sehari dan jika perlu sisipkan makanan tambahan seperti Daphina. Selalu ingat untuk mengganti air kolam dan kelancaran sirkulasi serta jangan lupa dalam memberikan pakan.
5. Penebaran Benih
Penebaran benih ikan gabus biasanya di lakukan ketika umur anakan ikan mencapai 2 minggu. Biasanya penebaran benih akan di lakukan ketika larva atau benih ikan belum di beri makan dan pada saat pagi hari. Setelah 2 hari berlangsung, biasanya barulah petani ikan akan memberikan pakan yang umumnya berupa pellet atau makanan buatan pabrik.
6. Cara Pemberian Pakan Rutin
Dapat memberikan pakan berupa pellet, namun bisa juga menyediakan beberapa jenis pakan alternatif seperti anakan rayap, sisa danging ampasan yang ada di dapur dan ikan teri. Anda juga bisa membuat campuran pakan sendiri dengan bahan – bahan : ampas tahu, bekatul, ikan teri dan juga jagung. Rebus keseluruhan bahan – bahan tersebut dan giling menjadi satu, jemur campuran pakan tadi setelah anda merasa semua bahan tercampur dengan rata.
Karena sifat dari ikan gabus ini yang sangatlah kanibal, anda harus melakukan pengontrolan sesering mungkin, apalagi ketika anda telat memberi makan. Karena hal yang di takutkan adalah terjadinya saling memangsa antara mereka dan akan menyisakan yang kuat sebagai pemenang. Ini tentunya akan berdampak pada kerugian.
7. Proses Panen
Keunikan dari cara budidaya ikan gabus ini adalah peluang untuk melihat kebutuhan pasar. Bahkan anda bisa melakukan proses panen secara bertahap di dalam tiap – tiap kolam. Ikan gabus adalah ikan air tawar yang memiliki daya tahan tinggi.
Dan manfaat beragam yang di miliki ikan gabus membuar ikan ini akan selalu di minati. Jangan lupa untuk melakukan pensortiran atau pemisahan setidaknya sebulan sekali. Pilihlah ukuran ikan gabus yang sama besar dan pisahkan dengan yang berukuran lebih kecil atau lebih besar.


DAFTAR PUSTAKA

Keputusan menteri kelautan dan Perikanan RI No. 18/ KEPMEN-KP / 2015 Tanggal 15 maret 2015 tentang Pelepasan Ikan Gabus Haruan

BBAT Mandiangin, 2015. Leaflet Budidaya ikan gabus haruan.

https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-ikan-gabus


Jumat, 12 Juli 2019

MENGENAL HABITAT DAN PENYEBARAN IKAN GABUS HARUAN (Channa striata Bloch,1793)



MENGENAL HABITAT DAN PENYEBARAN IKAN GABUS HARUAN
(Channa striata Bloch,1793)
Ikan gabus haruan (Channa striata bloch,1793) adalah ikan asli inonesia, hidup di perairan rawa, waduk dan sungai – sungai yang airnya tenang. Ikan ini merupakan ikan buas (karnivor yang bersifat pemangsa). Di alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk kodok.
Ikan air tawar yang memiliki nama ilmiah (Channa striata) ini belum banyak diketahui tentang sejarah dan sifat biologisnya. Anakan ikan gabus memiliki peampilan yang eksotis sehingga bayak dipelihara di aquarium sebagai ikan hias. Sedangkan ikan gabus dewasa dikenal sebagai ikan konsumsi yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak disukai masyarakat Indonesia. Ikan gabus biasanya dijual dalam keadaan segar maupun ikan olahan. Ikan yang dianggap hama bagi ikan budidaya ini kini mulai dilirik untuk dikembangkan secara komersial.
Ikan gabus haruan ini mudah dipeoleh, di beli dipasar dan di olah menjadi berbagai jenis masakan serta hasil olahan lainnya sepertti ikan gabus asin atau ikan gabus kering, abon ikan gabus dan kerupuk ikan gabus. Dari sisi harga ikan gabus jauh lebih mahal dibandingkan dengan ikan lainnya, untuk harga ikan gabus konsumsi berkisar Rp. 40.000 – Rp 50.000 per kilogram.
Nama Daerah (Nama Lokal) Ikan Gabus
Di Indonesia, ikan gabus dikenal dengan berbagai nama daerah (nama lokal), diantaranya yaitu kutukgabus (Jawa), kocolan (Betawi), haruan, aruan (Banjarmasin, Bajnarnegara), bayonglicingan (Banyumas), bogo (Sidoarjo), rajong (Sunda), delukkuto (Jawa, Madura), spunkat (Palembang), bace (Aceh), bado (Gaju). Di malaysia, ikan gabus dikenal dengan nama aruanharuangabus.
Klasifikasi Ilmiah Ikan Gabus
Klasifikasi Ikan Gabus
Kingdom
:
Animalia
Filum
:
Chordata
Kelas
:
Actinopterygii
Ordo
:
Perciformes
Familia
:
Channidae
Genus
:
Channa
Spesies
:
Channa striata
Sinonim
:
Ophiocephalus wrahl (Lacepede. 1801: 552)
Ophiocephalus wrahl(Hamilton. 1822: 60; 367)
Ophiocephalus chena(Hamilton. 1822: 62; 367)
Ophiocephalus planiceps(Cuvier. 1831: 424)
Ophiocephalus sowarah(Bleeker. 1845)
Ophiocephalus vagus(Peters. 1868: 260)
Ophiocephalus philippinus(Peters. 1868: 262)
Morfologi Ikan Gabus
Tubuh ikan gabus bagian atas umumnya berwarna coklat sampai hitam dan tubuh bagian bawah (bagian perut) berwarna coklat muda sampai keputih-putihan. Bentuk kepala agak pipih seperti kepala ular dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Bentuk kepalanya yang seperti ular inilah yang membuat ikan gabus di juluki sebagai “snake head“.
Sisi atas tubuh ikan gabus dari kepa sampai ekor umumnya berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Bagian bawah tubuh ikan gabus mulai dari bawah wulut sampai ekor berwarna putih. Bagian samping tubuh ikan gabus bercoret tebal (striata, bercoret-coret) agak kabur, warna tersebut seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Ikan gabus memiliki mulut yang besar dan bergigi tajam. Sirip punggung ikan gabus memanjang dengan sirip ekor membulat di bagian ujungnya

Penyebaran Ikan Gabus

Ikan gabus menghuni kawasan perairan air tawar Asia hingga Afrika. Channa adalah jenis ikan air tawar dengan 30 spesies yang tersebar di kedua wilayah tersebut. Di kawasan Asia, ikan gabus tersebar dari Afganistan, Pakistan bagian barat, Nepal bagian selatan, India, Bangladesh, Srilangka, Myanmar, Indo-China, Cina, Jepang, Taiwan, Philipina, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Asia Tenggara merupakan pusat penyebaran ikan gabus terbesar dengan 10 spesies di dalamnya. Lima spesies tersebar di singapura, malaysia, dan Indonesia antara lain Channa micropeltes, Channa striata, Channa lucius, Channa melasoma, dan Channa gachua.
Beberapa spesies Channa yang tersebar di Malaysia, Singapura, Sumatera, Kalimantan (Borneo) antara lain Channa sp. (Scopoli, 1777), Channa bankanensis (Bleeker, 1852), Channa gachua (Hamilton-Buchanan, 1822), Channa lucius (Cuvier & Valenciennes, 1831), Channa marulioides (Bleeker, 1851), Channa melanoptera (Bleeker, 1855), Channa melasoma (Bleeker, 1851), Channa micropeltes Cuvier & Valenciennes, 1831), Channa pleurophthalma (Bleeker, 1851), dan Channa striata (Bloch, 1793).

Habitat Ikan Gabus

Ikan gabus terdapat pada perairan yang dangkal, seperti sungai dan rawa dengan kedalaman 40 cm dan menyukai tempat yang gelap, berlumpur, berarus tenang, ataupun wilayah bebatuan untuk bersenbunyi. Ikan gabus juga sering didapati di danau, saluran air atau sawah. Ikan gabus termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai penyebaran yang luas, dan secara alami dapat hidup di danau, sungai, rawa air tawar, dan sawah dan benih ikan gabus banyak ditemukan di daerah perairan yang banyak rerumputan atau tanaman air dan belukar yang terendam air.

Kebiasan Hidup Ikan Gabus

Ikan gabus (Channa striata) memiliki pola pertumbuhan allometrik atau pertambahan bobot lebih cepat daripada pertambahan panjang badan, hal ini berkaitan dengan sifat agresifnya dalam mencari makan. Ikan karnivora ini memangsa ikan-ikan kecil/anak ikan, serangga, insekta air, berudu, kodok/katak dan berbagai hewan air.
Ikan gabus memiliki kemampuan bernafas langsung dari udara dengan menggunakan semacam organ labirin yaitu divertikula yang terletak di bagian atas insang sehingga mampu menghirup udara dari atmosfir. Sebagaimana ikan-ikan yang mempunyai labirin, ikan gabus mampu bertahan dalam kondisi perairan rawa dengan kandungan oksigen terlarut rendah dan pH berkisar 4,5–6.
Dalam proses pemijahan spesies ini memiliki kebiasaan membangun sarang berbusa di antara vegetasi di lingkungan hidupnya. Djajadireja et al., (1977) dalam Muflikhah (2007) menyatakan bahwa ikan gabus membuat sarang yang berbentuk busa di sekitar tanaman air di rawa dan perairan dangkal dengan arus lemah. Busa tersebut berbentuk semacam lingkaran yang berfungsi sebagai area pemijahan dan untuk melindungi telur yang telah dibuahi.
Habitat ikan gabus sendiri merupakan air keruh dan kering. Ikan ini bisa bernapas dalam keadaan tersebut karena miliki alat pernapasan yang disebut labirin. Ikan gabus juga bersifat teritorial.
Ikan gabus mampu hidup di perairan dengan karakteristik kadar asam pada pH 7—8 dan kedalaman mencapai 1—2 meter.
Suhu optimum bagi ikan gabus berikisar pada 23—27°C. Ikan ini juga bisa hidup pada tingkat oksigen terlarut yang relatif rendah dan CO2 yang tinggi.
Jika dilihat dari warna ikan gabus yang menyerupai lingkungannya, ikan ini bisa beradaptasi di lingkungan dengan kadar humus yang tinggi. Daerah ini biasanya meliputi daerah gambut.
Kebiasaan makan ikan gabus sendiri bisa diketahui dari habitatnya. Ikan gabus merupakan ikan karnivora atau pemakan hewan lainnya. Ia biasa mengonsumsi cacing, udang, katak, dan jenis ikan lain. Sementara, ikan gabus lainnya yang bisa ditemukan di Kalimantan dan Sumatera, umumnya terbiasa dengan pakan buatan yang punya kandungan protein hingga 30 persen. 
Ikan gabus akan menyambar mangsa yang berdiam diri di sekitar tanaman air. Kamuflase ini dilakukan untuk menghindari pengelihatan mangsanya. Secara tiba-tiba, ikan gabus akan meluncur cepat ke arah mangsanya. Ia akan menelannya langsung karena didukung oleh mulutnya yang besar.
Ikan yang memiliki bentuk kepala mirip ular ini melakukan pemijahan di musim hujan, sekitar Oktober hingga Desember. Memasuki musim kawin, gabus jantan dan gabus betina akan bekerja sama menyiapkan sarang di antara tumbuhan di tepi air.
Anak-anak gabus berwarna jingga merah bergaris hitam. Mereka biasanya berenang dalam suatu kelompok dan bergerak mencari makan. Induk ikan gabus akan menjaga mereka.

DAFTAR PUSTKA
Azzami, 2018. Klasifikasi dan morfologi ikan gabus di donwload dari laman https://mitalom.com/klasifikasi-dan-morfologi-ikan-gabus-channa-striata-habitat-dan-penyebaran-ikan-gabus/
BBAT Mandiangin, 2015. Leaflet Budidaya ikan gabus haruan.
Keputusan menteri kelautan dan Perikanan RI No. 18/ KEPMEN-KP / 2015 Tanggal 15 maret 2015 tentang Pelepasan Ikan Gabus Haruan