Senin, 28 Oktober 2019

CARA BUDIDAYA IKAN TAMBAKAN DAN HAMA PENYAKITNYA


CARA BUDIDAYA IKAN TAMBAKAN DAN HAMA PENYAKITNYA




Pemijahan Ikan Tambakan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemijahan diantaranya adalah :
Pemilihan induk
Induk tambakan yang telah matang kelamin dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti berikut :
Betina
Badannya relatif tebal agak membulat, jinak.  Sisiknya terutama mulai dari dagu ke perut putih bersih dari pada jantan.  Perut mengembang dengan pangkal sirip dada berwarna kemerah-merahan. 
Jantan
Badan relatif lebih tipis, memanjang dan kelihatan liar.  Warnanya mulai dari dagu ke perut lebih gelap daripada ikan betina.  Jika perutnya di tekan maka akan keluar cairan putih (sperma).  Pada punggung dan pipi sampai dagu terdapat banyak sisik yang berwarna kehitam-hitaman.
Persiapan kolam
Kolam dikeringkan selama 2-3 hari jika hari panas terik, sedangkan apabila cuaca mendung maka lakukan selama 5 hari.  Bersamaan dengan pengeringan maka lakukan pembalikan lumpur dasar kolam dan pembuatan kemalir dengan lebar 40 cm dan kedalamannya 20 cm.  Tanah yang menutupi sebagian atau seluruh saluran sebaiknya segera dibereskan dan diangkat keatas dasar kolam.  Permukaan kolam, terutama bagian pinggir / tepinya tutup dengan lapisan jerami segar, yang membantu induk tambakan mencari tempat terlindung yang strategis untuk melaksanakan pemijahan. 

Pemijahan
Pemasukan air dilakukan pagi hari kurang lebih jam 06.00.  Setelah air masuk sekitar 2/3 bagian kolam, kurang lebih 40 cm dibagian pemasukan dan 70 cm dibagian pebgeluaran.  Induk induk yang telah diberok selama 3-7 hari dilepaskan ke dalam kolam.  Pelepasan induk jangan melebihi jam 10.00.
Pemijahan ikan tambakan di tandai dengan tercium bau amis pada permukaan air kolam.  Telur akan terlihat bergaris tengah 1-1,5 mm, terapung karena adanya lapisan globul lemak.  Telur yang akan dibuahi dan hidup berwarna kuning keputih-putihan jika baru dan berwarna kehitaman pada hari berikutnya.  Telur yang tidak dibuhi akan mati dan berwarna kelabu atau keputih-putihan.
Embrio telur yang telah dikeluarkan akan mengalami perubahan warna dalam perkembangannya, yaitu akan berwarna coklat setelah 6 jam, kemudian  berwarna coklat gelap setelah 12 jam, dan kehitam-hitaman setelah 18 jam.  Akhirnya telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam.  Penetasan ini tidak akan sekaligus, teapi terus-menerus dan baru selesai setelah 12 jam.
Larva yang baru menetas akan terapung dengan perut diatas dan banyak mengandung pigmen.  Setelah larva berumur 2 hari mereka akan berenang dengan perut dibawah.  Hingga mencapai hari keempat benih masih belum aktif berenang tetapi tetap tinggal diam didalam jerami.  Selama itu benih / larva belum membutuhkan makanan dari luar sebab masih disuplai dengan kuning telurnya yang ada di dalam tubuhnya.
12
 
Setelah 7 hari kemudian kolam yang telah terisi benih tambakan dipupuk dengan pupuk kandang 20 kg untuk kolam seluas 100 m2 dan pupuk hijau sebanyak 40 kg.  Dapat pula ditambahkan pupuk TSP yang telah dilarutkan terlebih dahulu dalam air dengan jumlah 1 kg untuk kolam seluas 100 m2.
 Setelah ikan berumur 10 hari, tanah dasar kolam harus diaduk 2 kali sehari agar organisme makanan yang berada di dasar kolam dapat terapung.  Benih dipelihara besama-sama dengan induk di dalam kolam pemijahan selama 30 hari.  Untuk menambah makanan bagi induk–induk dapat di tambahkan dedak.
Jika menggunakan kolam pemijahan yang terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan benih, kolam pemeliharaan benih  harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan pengeringan dan pemupukan.  Karena belum ada benih, pupuk yang dipergunakan ukurannya lebih banyak yaitu pupuk yang dipergunakan pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2.  Pengaliran air untuk memindahkan benih tambakan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari dimana suhu air rendah.

Pembesaran Ikan Tambakan
Untuk mendapatkan ikan tambakan yang berukuran konsumsi, maka benih yang baru berumur 30 hari perlu dirawat dan di besarkan dalam kolam.  Sebelum kolam dipergunakan, kolam harus dikeringkan hingga dasar kolam sedikit retak.  Pengeringan ini bertujuan untuk mematikan bibit penyakit dan hama misalnya gabus maupun mujahir.  Kemudian tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam, kambing, kerbau, sapi) sebanyak 1 kuintal untuk luas kolam 100 m2 koam.  Kemudian air dimasukan dengan terlebih dahulu memasang saringan pada pintu pemasukan air untuk mencegah hama yang tidak dikehendaki masuk bersama air. 
Pemasukan air ini sebaiknya   tidak terburu–buru hingga penuh cukup sedalam 20 cm saja.  Ini sengaja dengan maksud agar pembusukan (penguraian) pupuk cepat sehingga jika masih ada binatang  yang masuk ke dalam kolam akan mati. 
13
 
Setelah lebih kurang 5 hari permukaan air naikan hingga ketinggian yang dikehendaki, biasanya antara 40-70 cm.  pada hari ke 7 atau ke 10 supaya lebih yakin pembusukan telah berakhir maka ikan kolam tambakan yang berumur 30 hari tersebut sudah dapat menempatinya yang sudah ditumbuhi oleh makanan alami.
Anak ikan yang telah berumur 1 bulan dapat dibesarkan di kolam selama 40 hari untuk mendapatkan benih tambakan sebesar 3-5 cm atau berat per ekornya 2 gr.
Benih-benih yang berukuran 3-5 cm (2 gr) dengan kepadatan 3.000 ekor per 100 m2 kolam, dapat dibesarkan lagi untuk mendapatkan benih yang berukuran 5 gr/ekor hanya dalam jangka waktu 30 hari.  Tentunya persiapan kolam seperti sediakala lagi untuk menjaga makanan bagi benih.
Untuk mendapatkan ikan yang berukuran komsumsii berukuran 50 gr setiap ekornya, maka ikan-ikan yang berukuran berat 5 gr harus dipelihara selama 60 hari lagi, dengan persiapan kolan seperti waktu-waktu sebelumnya.
Makanan tambahan yang biasanya diberikan yaitu dedak halus yang ditebarkan kepada seluruh permukaan kolam.  Pemberian pakan tambahan dapat diberikan pada pada pagi hari sekitar pukul 10.00 dan sore hari pukul 17.00.  Pemberian dedak ini boleh berlebih dari yang dibutuhkan, karena walau tidak termakan nantinya akan menjadi pupuk yang akan membantu pertumbuhan pakan alami ikan.

CARA MENGATASI HAMA DAN PENYAKIT

Hama Pengganggu dan Pemberantasannya
Hama dikenal sebagai pemangsa (predator) merupakan organisme hidup yang bisa terdiri dari hewan air ataupun hewan darat.  Hama yang umum ditemukan antara lain ular air, bulus (kura-kura), biawak, sero (lingsang), kodok dan burung.
Pemberantasan yang paling efektif yaitu dengan cara mekanik atau dengan membunuhnya secara langsung bila kebetulan ditemukan dilokasi.  Cara lain yaitu dengan memasang perangkap (ranjau) bagi jenis hama tertentu serta memasang umpan yang telah dicampur dengan racun.
Selain hama, terdapat pula sekelompok hewan yang dapat digolongkan kedalam insekta air.  Kelompok hewan ini banyak ditemukan pada areal pembenihan dan pendederan ikan, terutama menyerang serta memangsa telur dan benih ikan yang masih kecil.  Berikut diantara insekta air yang sering ditemukan pada kolam pembenihan atau pendederan ikan tambakan.
Kini-kini
Kini-kini hidup dibawah permukaan air, berasal dari capung (ordonata).  Kemampuan menangkap dan memakan mangsanya sangat tinggi dalam waktu yang sangat singkat.  Cara memangsannya mula-mula ikan ditangkap kemudian menghisap darah dan memakan mangsanya dengan cara bertahap.
Pemberantasan
Menghalangi capung agar tidak  bertelur  dipermukaan air
Mengurangi padat penebaran
Ucrit
Ucrit (peupeundeuyan) merupakan larva dari Cybister atau kumbang air.  Bentuknya memanjang seperti ulat, berwarna kehijauan, panjangnya 3-5 cm.  Mula-mula ikan ditangkap dan dilumpuhkan dengan ujung ekor yang bercabang dua dan tajam.  Ikan digenggam erat, mangsanya dimakan bagian demi bagian dengan cara digigit.
Pencegahan
Gunakan sistem filter pada kolam pembenihan maupun kolam pendederean
Hindari penebaran ikan pada kolam yang digenangi lebih dari satu minggu
Padat penebaran jangan terlalu tinggi
Gunakan sumber air yang kira-kira tidak mengandung bibit parasit dan hama

Notonekta
Bentuk maupun ukuran badan notonekta (bebeasan) persis seperti butiran beras dan seluruh dari bawah badannya (perut) berwarna putih.  Hewan ini membunuh mangsanya dengan alat penusuk sekaligus berfungsi sebagai alat penghisap cairan tubuh ikan yang diserang.
Pencegahan
Pemasangan saringan pada pintu pemasukan air.
Pemberantasan
Percikan minyak tanah keseluruh permukaan air kolan sebanyak 0,5 l/50 m2 luas permukaan air. Penyemprotan kolam menggunakan insektisida dengan dosis 0,5-1,0 ml/m2 air dan biarkan selama 24 jam.

Parasit Penyebab dan Pemberantasannya  
Penyakit ikan mudah sekali ditularkan dari satu ikan terhadap ikan lainya melalui kulit, insang, dan terutama melalui air sebagai media hidup ikan.  Penurunan produksi dapat diakibatkan oleh adanya wabah penyakit, hama dan pengganggu.  Penyebab penurunan produksi harus dikendalikan dan diberantas hingga tuntas tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.
Adapun jenis penyakit yang menyerang ikan tambakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini berikut  pengendalian dan pemberantasannya.
Tabel 1. Penyakit dan gejala
NO
PENYAKIT
SIKLUS HIDUP
GEJALA-GEJALA
1.





Lerneae Sp






Secara sepintas menyerupai cacing yang menempel pada ikan dan termasuk udang kelas rendah dengan tiga stadium, yaitu : Nauplius, Cepepodid, Cyplopodid. Pada stadium dewasa bagian kepala berbentuk jangkar yang biasanya menghajam kedalam daging ikan, sedang pada bagian posteriornya terdapat dua kantung telur.
Adanya binatang renik mirip cacing pada sekujur badannya termasuk sisik dan matanya.
Luka-luka dan  pendarahan pada sekujur badan yang ditempeli parasit ini.
Ikan yang terserang Lerneae  kurus karena parasit ini menghisap cairan dalam tubuh ikan.

NO
PENYAKIT
SIKLUS HIDUP
GEJALA-GEJALA
2.
Argulus
Bentuk Argulus bulat pipih dan hidup dengan menghisap darah ikan dan dapat berpindah-pindah dari satu ikan ke ikan yang lain. Organ yang diserang parasit ini adalah permukaan perut, sisik, dan biasanya menimbulkan pendarahan pada permukaan kulit ikan.  Argulus juga dapat menularkan penyakit-penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
Terlihat  iritasi berat, berenang tidak normal dengan kecepatan tinggi.
Ikan biasanya menggosok-gosokan badannya pada benda-benda keras,
mengkonsumsi pakan berkurang sehingga pertumbuhannya menurun karena sel-sel darah dimakan oleh kutu. 
3.




Saprolegnia Sp & Achlya
Keduanya memiliki bentuk hampir sama menyerupai benang-benang yang halus. Perbedaannya Sparogia dari Spralorogenia terbentuk dalam hypae sedangkan Sparogia dari Achlya terjadi diujung-ujung hypae.
Bila telah terkena inveksi dan tidak segera diobati maka ikan akan menjadi kurus dan akhirnya mati. Karena celium cendawan ini dapat menerobos bagian dalam dan lalu masuk ke otot daging bahkan sampai ketulang-tulang ikan.
4.
Ichtyopthirius multifilis

Seluruh tubuhnya diselimuti oleh bulu-bulu halus (cilia) yang dapat digunakan untuk berenang mencari inangnya dengan sebuah nucleus yang bentuknya seperti kacang tanah.

Banyak mengeluarkan lendir
Terlihat bintik putih pada sirip/ kulit/ insang
Sering terdapat pada permukaan air
Pertumbuhannya terlambat dan warnanya pucat

Tabel 2. Penyakit, pencegahan dan penanggulangannya
NO
PENYAKIT
PENCEGAHAN
PENGOBATAN
TREATMEN ALAMI
1.





Lerneae Sp







Pembuatan filter pada pemasukan air

Pencelupan dalam larutan Formalin 25 ml/100 lt air selama 10-15 menit, dan pengobatan ini harus dilakukan 2-3 kali dengan selang waktu 2-3 hari sampai ikan benar-benar terbebas dari Lernaea.
Perendaman dengan menggunakan ekstrak daun sirih atau mahkota dewa. Karena kedua jenis itu mempunyai khasiat anti bakteri dan anti septic.
2.
Argulus inducus
Pengeringan kolam selama 2-3 hari, pengeringan kolam dapat menggunakan CaCo3 dengan dosis 25 kg / ha dan biarkan selama 3 minggu.

-Secara Mekanis
Ikan yang terkena infeksi  Argulusnya dapat diambil dengan pinset.


-Secara kimia
Dengan metoda perendaman, menggunakan :
Lysol 1:500 ml selama 15 detik
DDT 1:1000 ml selama15 detik
Kemudian ikan dimasukan kedalam bak yang berisi air bersih dan mengalir.
Dengan metoda dimandikan, menggunakan :

Diberikan ekstrak daun sirih ke dalam kolam untuk membunuh protozoa tersebut.

3.


















Saprolegnia Sp & Achlya
Malacithe Green 0,5 ppm untuk pengangkutan telur-telur dan benih-benih ikan, sedangkan di dalam kolam dapat melakukan penyemprotan kedalam kolam yang terserang cendawan 3 kali ulangan interval 3 hari sekali.

Perendaman dalam larutan Malacithe Green 1:200.000 selama 1½ jam
Potassium Permanganate 1:100.000 selama 1½ jam
Potassium Bichormate 1 : 25.000 selama 1 minggu

Diberikan ekstrak daun sirih yang berfungsi mengobati luka serta membunuh jamur-jamur yang menyerang.
4.
Ichtyopthirius multifilis

Ikan-ikan yang baru datang dari luar dikarantinakan terlebih dahulu didalam air mengalir selama 3 minggu.
Kolam yang akan ditebari ikan harus dikeringkan terlabih dahulu selama3 hari.
Pemberian kapur CaCO3nyak 12 ½ kg/ are.

Peremdaman dalam NaCl 25 % 10-15 menit
Dilakukan perendaman menggunakan ekstrak sambiloto. Hal ini untuk membunuh parasit tsb karena bersifat anti bakteri.


DAFTAR PUSTAKA
Daelami, D.  2002.  Agar Ikan Sehat.  Penebar Swadaya.  Jakarta
Hardjamulia, A. 1978. Budidaya. Departemen Pertanian Badan Pendidikan dan penyuluhan Pertanian. SUPM Bogor
https: //id.wikipedia.org/wiki/ikan_tambakan
Kusumah, H. 1985. Penyakit dan Hama Ikan. Departemen Pertanian Badan pendidikan, Latihan dan penyuluh Pertanian. SUPM Bogor
Razi Fahrur, 2013. Penanganan Hama dan penyakit Tambakan.Badan Pengembangan Sumber daya manusia Kelautan dan perikanan. Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP.
Susanto, H.  1990.  Budidaya Ikan di Pekarangan. Peenebar Swadaya. Jakarta
Yusmaningsih J. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Tambakan Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar