MENGENAL IKAN TAMBAKAN
(Helostoma temminckii)
Ikan Tambakan adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari
wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini awalnya berasai dari Thailand
hingga Indonesia sebelum akhirnya diintroduksi ke seluruh dunia. Ikan ini juga
dikenal dengan nama gurami pencium karena kebiasaannya yang suka mencium-cium
saat mengambil makanan dari permukaan benda padat maupun saat berduel antara
sesama penjantan. Di Indonesia seniri ikan tambakan memiliki beberapa nama
seperti Bawan, Biawan.
Ikan mempunyai daya tahan terhadap penyakit selama
berada dalam kondisi lingkungan yang baik dan tubuhnya tidak diperlemah oleh
berbagai sebab. Namun, lingkungan yang optimal saja belum cukup untuk mencegah
timbulnya wabah penyakit kalau tidak diimbangi dengan upaya untuk menjaga
kesehatan ikan. Beberapa hal yang
menyebabkan kondisi tubuh ikan menjadi lemah antara lain cara perawatan yang
buruk sehingga ikan menjadi stres, pemberian pakan yang tidak mencukupi, atau
komposisi pakan yang tidak baik.
Aktivitas manusia sangat besar pengaruhnya terhadap
kesehatan organisme air, misalnya kegiatan industri yang menghasilkan limbah
(polutan) dapat mencemari air sebagai media hidup ikan sehingga terjadi
perubahan sifat fisika dan kimia air yang dapat membahayakan kehidupan
ikan.
|
Tindakan
pencegahan lebih penting dari pada pengobatan sebab pengobatan belum tentu
menjamin total kesembuhan dan memerlukan biaya dan tenaga tidak sedikit.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pencegahan ikan sakit :
Air dan
pengairan
Salah
satu cara mencegah terjadinya penurunan kualitas air yaitu dengan menghindari
pemupukan yang berlebihan, pemberian pakan yang tidak sesuai, penebaran yang
terlalu tinggi serta pencegahan agar tidak terjadi pencemaran oleh bahan-bahan
lain yang berbahaya.
Agar
ikan terhindar dari kemungkinan gangguan penyakit yang terbawa oleh aliran air,
sebaiknya menggunakan sumber air seperti sumur bor atau dari sumber air mata
air. Jika tetap memanfaatkan sumber air sungai atau irigasi, sebaiknya
ditempat-tempat pemasukan air dipasang filter.
Selain efektif dalam mencegah timbulnya wabah pennyakit ikan yang
disebabkan oleh parasit tertentu, juga dapat menahan kotoran sampah maupun
ikan–ikan yang berperan sebagai carier.
Pakan
Pakan alami maupun pakan buatan dapat membawa bibit penyakit. Agar pakan alami tidak menjadi penyebab
penularan penyakit sebaiknya pakan alami dibersihkan terlebih dahulu sebelum
dijadikan ransum tetap bagi ikan. Pakan buatan dapat menjadi sumber parasit,
terutama bila kualitas pakannya buruk dan cara pemberiannya yang tidak tepat.
Menjaga
Kesehatan Ikan
Hal yang harus
diperhatikan dalam menjaga kesehatan ikan :
·
Menjaga kesehatan lingkungan budidaya
·
Sanitasi kolam
·
Sanitasi peralatan kerja
·
Memeriksa kesehatan ikan
Ikan
Bibit
penyakit yang masuk ke areal perkolaman selain melalui aliran air,
tumbuh-tumbuhan air, juga menumpang pada hewan (ikan) yang masuk secara tidak sengaja maupun
sengaja dimasukan (ikan peliharaan).Ikan liar
Ikan
yang akan dipelihara di lingkungan yang baru sebaiknya diperiksa, meskipun
tidak memperlihatkan gejala kelainnan atau sakit. Sebelum ditebarkan kedalam kolam, ikan
direndam terlebih dahulu dalam larutan PK 20 mg/l selama 30 menit atau pada
larutan formalin (1 ml per 10 l air) dan larutan Malachyt green 4 mg/l selama
15 menit dalam wadah khusus atau bak penampungan.
Karantina
Tindakan
karantina ini untuk mencegah tersebarnya penyakit dan parasit ikan yang berasal
dari suatu daerah atau pulau lain.Tindakan pencegahan sebenarnya sebagai
sebagai salah satu unsur yang telah terkait didalam pola teknik budidaya ikan
serta perlu dilaksanakan selama kegiatan produksi ikan, yakni sejak persiapan
kolam, hingga kegiatan lepas panen (penyiapan, pengangkutan, dan pemasaran).
Beberapa tindakan pencegahan berikut dimaksudkan :
·
Untuk mencegah masuknya wabah penyakit disuatu
tempat budidaya ikan
·
Untuk mencegah penyakit agar tidak meluas
kedaerah usaha budidaya yang lainnya
·
Untuk mengurangi kerugian produksi ikan
disebabkan oleh timbulnya suatu wabah penyakit ikan
Sistematika dan
Morfologi
Adapun sistematika
ikan Tambakan adalah sebagai berikut :
ü Species : Helostoma temmicki
ü Genus : Helostoma
ü FamIli : Anabantidae
ü Sub ordo :
Anabantioidae
ü O r d o :
Labyrinthici
|
Ikan tambakan mempunyai badan
pipih kesamping (compressed) memanjang oval. Mulut dapat disembulkan, celah
mulut horizontal sangat kecil. Rahang atas dan bawah sama, bibir tebal
mempunyai deretan gigi biasanya ujungnya hitam. Sisik bergerigi berukuran
sedang, linea literalis terputus dibawah
sirip dorsal. Sirip punggung terdiri dari 16-18 duri dan 13-16 jari-jari lemah,
terletak didepan anal. Sirip dubur mempunyai 13-15 duri dan 17-19 jari-jari
lemah. Sirip punggung dan dubur yang lemah membulat dan ujungnya lebih tinggi
dari pada bagian yang berjari-jari keras, yang mempunyai sisik pada dasarnya,
dan berjari-jari yang bercabang. Sirip dada membulat, sirip perut terletak
dibawah sirip dada dan berjari-jari keras mempunyai 5 jari-jari yang pertama
mengalami modifikasi berbentuk benang memanjang. Tinggi badan dua kali panjang
standar atau kurang lebih dua setengah kali panjang total. Sisik pada daerah
punggung kehijau-hijauan atau kelabu, lebih terang pada bagian perut dan
mempunyai garis longitudinal. Sisik tergolong ctenoid, jika diraba kasar karena
adanya duri-duri pada bagian tepi.
Dikalangan para
peternak ikan Tambakan Jawa Barat dikenal 2 ras ikan Tambakan, yaitu :
Tambakan Kanyere
Benih berwarna kekuning-kuningan,
badan relatif lebih panjang, dua atau tiga sisik di punggung atau di badan
mengkilap, bintik mata agak kelabu, badan lebih keras. Jika induk matang telur perut membengkak
hanya dekat lubang genital saja. Berat maksimal tambakan kanyere hanya bisa
mencapai 200 gr/ekor.
Tambakan Gibas
Benihnya berwarna kehijau-hijauan, perut putih
mengkilat dengan sisik yang berada di daerah punggung, berwarna
kehuijau-hijauan atau kebiru-biruan, mata jernih, badan buntek dan lebar namun
lembek. Induk betina yang sudah matang
kelamin perutnya membengkak mulai dari lubang genital sepanjang rongga perut.
Berat tubuh bisa mencapai 500 gr/ekor bahkan 1 kg.
Syarat Tumbuh Ikan
Tambakan
Ikan Tambakan merupakan ikan sungai dan rawa
yang memakan phyto dan zooplankton dipermukaan air atau dibagian tengah. Ikan ini biasanya dipelihara tidak lebih dari
ketinggian 750 m dpl, dan cocok pada suhu 25–30 0C. Ikan ini tahan terhadap kondisi kadar oksigen
rendah karena memiliki alat pernapasan tambahan.
Kebiasaan Makan /
Feeding Habits
Ikan Tambakan baik benih maupun ikan dewasa
menyukai plankton yang melayang–layang dipermukaan air. Oleh karena itu, ikan ini menyukai daerah
permukaan dan daerah pertengahan perairan.
Melihat kebiasaan mencari makan tidaklah sulit, maka untuk memberikan
pakan tambahan dapat memberikannya dedak, ampas tahu, bungkil, dan sisa-sisa
dapur maupun bahan makanan lainnya.
Kebiasaan Berkembang Biak
Ikan ini mulai berbiak setelah berumur 12-18
bulan dan panjang total 20 cm. Ovarium
yang telah siap biasanya berwarna kuning dan penuh dengan pembuluh darah
terutama bagian lateral sebelah dalam.
Ikan ini memijah sepanjng tahun tanpa adanya waktu yang khusus untuk
memijah.
Frekwensi pembiakan dapat terjadi setiap tiga
bulan sekali jika tersedia makanan alami yang mencukupi. Telur-telur akan menetas dalam jangka waktu
24 jam setelah pembuahan dan benih / larvanya melekat dibawah tumbuh-tumbuhan
atau benda-benda yang mengapung.
Biasanya benih-benih akan berlangsung selama 3-4 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjamulia, A. 1978. Budidaya. Departemen Pertanian Badan
Pendidikan dan penyuluhan Pertanian. SUPM Bogor
https: //id.wikipedia.org/wiki/ikan_tambakan
Razi Fahrur, 2013. Penanganan Hama dan penyakit Tambakan.Badan Pengembangan
Sumber daya manusia Kelautan dan perikanan. Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP.
Susanto, H. 1990. Budidaya
Ikan di Pekarangan. Peenebar Swadaya. Jakarta
Yusmaningsih J. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Tambakan Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar