Sabtu, 05 Oktober 2019

MENGENAL IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii)


MENGENAL IKAN TAMBAKAN
(Helostoma temminckii)


Ikan Tambakan adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini awalnya berasai dari Thailand hingga Indonesia sebelum akhirnya diintroduksi ke seluruh dunia. Ikan ini juga dikenal dengan nama gurami pencium karena kebiasaannya yang suka mencium-cium saat mengambil makanan dari permukaan benda padat maupun saat berduel antara sesama penjantan. Di Indonesia seniri ikan tambakan memiliki beberapa nama seperti Bawan, Biawan.
Ikan mempunyai daya tahan terhadap penyakit selama berada dalam kondisi lingkungan yang baik dan tubuhnya tidak diperlemah oleh berbagai sebab. Namun, lingkungan yang optimal saja belum cukup untuk mencegah timbulnya wabah penyakit kalau tidak diimbangi dengan upaya untuk menjaga kesehatan ikan.  Beberapa hal yang menyebabkan kondisi tubuh ikan menjadi lemah antara lain cara perawatan yang buruk sehingga ikan menjadi stres, pemberian pakan yang tidak mencukupi, atau komposisi pakan yang tidak baik.
Aktivitas manusia sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan organisme air, misalnya kegiatan industri yang menghasilkan limbah (polutan) dapat mencemari air sebagai media hidup ikan sehingga terjadi perubahan sifat fisika dan kimia air yang dapat membahayakan kehidupan ikan. 

2
 
Selain itu, budidaya ikan yang dilakukan secara intensif dengan ciri padat penebaran sangat tinggi akan memberikan dampak yang kurang baik karena ikan akan mudah menderita stres sehingga daya tahan tubuhnya akan menurun.  Dalam kondisi padat penebaran yang tinggi, penyebaran penyakit dari ikan lainnya akan lebih mudah. Pemupukan kolam serta pemberian pakan buatan sering kali juga menyebabkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan yang memungkinkan timbulnya berbagai masalah hama penyakit.
Tindakan pencegahan lebih penting dari pada pengobatan sebab pengobatan belum tentu menjamin total kesembuhan dan memerlukan biaya dan tenaga tidak sedikit.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan ikan sakit :
Air dan pengairan
Salah satu cara mencegah terjadinya penurunan kualitas air yaitu dengan menghindari pemupukan yang berlebihan, pemberian pakan yang tidak sesuai, penebaran yang terlalu tinggi serta pencegahan agar tidak terjadi pencemaran oleh bahan-bahan lain yang berbahaya.
Agar ikan terhindar dari kemungkinan gangguan penyakit yang terbawa oleh aliran air, sebaiknya menggunakan sumber air seperti sumur bor atau dari sumber air mata air. Jika tetap memanfaatkan sumber air sungai atau irigasi, sebaiknya ditempat-tempat pemasukan air dipasang filter.  Selain efektif dalam mencegah timbulnya wabah pennyakit ikan yang disebabkan oleh parasit tertentu, juga dapat menahan kotoran sampah maupun ikan–ikan yang berperan sebagai carier.  

Pakan
Pakan alami maupun pakan buatan dapat membawa bibit penyakit.  Agar pakan alami tidak menjadi penyebab penularan penyakit sebaiknya pakan alami dibersihkan terlebih dahulu sebelum dijadikan ransum tetap bagi ikan. Pakan buatan dapat menjadi sumber parasit, terutama bila kualitas pakannya buruk dan cara pemberiannya yang tidak tepat.

Menjaga Kesehatan Ikan
Hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kesehatan ikan :
·         Menjaga kesehatan lingkungan budidaya
·         Sanitasi kolam
·         Sanitasi peralatan kerja
·         Memeriksa kesehatan ikan

Ikan
Bibit penyakit yang masuk ke areal perkolaman selain melalui aliran air, tumbuh-tumbuhan air, juga menumpang pada hewan (ikan)  yang masuk secara tidak sengaja maupun sengaja dimasukan (ikan peliharaan).Ikan liar
Ikan yang akan dipelihara di lingkungan yang baru sebaiknya diperiksa, meskipun tidak memperlihatkan gejala kelainnan atau sakit.  Sebelum ditebarkan kedalam kolam, ikan direndam terlebih dahulu dalam larutan PK 20 mg/l selama 30 menit atau pada larutan formalin (1 ml per 10 l air) dan larutan Malachyt green 4 mg/l selama 15 menit dalam wadah khusus atau bak penampungan.

Karantina
Tindakan karantina ini untuk mencegah tersebarnya penyakit dan parasit ikan yang berasal dari suatu daerah atau pulau lain.Tindakan pencegahan sebenarnya sebagai sebagai salah satu unsur yang telah terkait didalam pola teknik budidaya ikan serta perlu dilaksanakan selama kegiatan produksi ikan, yakni sejak persiapan kolam, hingga kegiatan lepas panen (penyiapan, pengangkutan, dan pemasaran).
Beberapa tindakan pencegahan berikut dimaksudkan :
·         Untuk mencegah masuknya wabah penyakit disuatu tempat budidaya ikan
·         Untuk mencegah penyakit agar tidak meluas kedaerah usaha budidaya yang lainnya
·         Untuk mengurangi kerugian produksi ikan disebabkan oleh timbulnya suatu wabah penyakit ikan


Sistematika dan Morfologi
Adapun sistematika ikan Tambakan adalah sebagai berikut :
ü  Species           : Helostoma temmicki
ü  Genus             :  Helostoma
ü  FamIli             :  Anabantidae
ü  Sub ordo         :  Anabantioidae
ü  O r d o            :  Labyrinthici

6
 
 

Ikan tambakan mempunyai badan pipih kesamping (compressed) memanjang oval. Mulut dapat disembulkan, celah mulut horizontal sangat kecil. Rahang atas dan bawah sama, bibir tebal mempunyai deretan gigi biasanya ujungnya hitam. Sisik bergerigi berukuran sedang,  linea literalis terputus dibawah sirip dorsal. Sirip punggung terdiri dari 16-18 duri dan 13-16 jari-jari lemah, terletak didepan anal. Sirip dubur mempunyai 13-15 duri dan 17-19 jari-jari lemah. Sirip punggung dan dubur yang lemah membulat dan ujungnya lebih tinggi dari pada bagian yang berjari-jari keras, yang mempunyai sisik pada dasarnya, dan berjari-jari yang bercabang. Sirip dada membulat, sirip perut terletak dibawah sirip dada dan berjari-jari keras mempunyai 5 jari-jari yang pertama mengalami modifikasi berbentuk benang memanjang. Tinggi badan dua kali panjang standar atau kurang lebih dua setengah kali panjang total. Sisik pada daerah punggung kehijau-hijauan atau kelabu, lebih terang pada bagian perut dan mempunyai garis longitudinal. Sisik tergolong ctenoid, jika diraba kasar karena adanya duri-duri pada bagian tepi. 
            Dikalangan para peternak ikan Tambakan Jawa Barat dikenal 2 ras ikan Tambakan, yaitu :

Tambakan Kanyere
Benih berwarna kekuning-kuningan, badan relatif lebih panjang, dua atau tiga sisik di punggung atau di badan mengkilap, bintik mata agak kelabu, badan lebih keras.  Jika induk matang telur perut membengkak hanya dekat lubang genital saja. Berat maksimal tambakan kanyere hanya bisa mencapai 200 gr/ekor.

Tambakan Gibas
 Benihnya berwarna kehijau-hijauan, perut putih mengkilat dengan sisik yang berada di daerah punggung, berwarna kehuijau-hijauan atau kebiru-biruan, mata jernih, badan buntek dan lebar namun lembek.  Induk betina yang sudah matang kelamin perutnya membengkak mulai dari lubang genital sepanjang rongga perut. Berat tubuh bisa mencapai 500 gr/ekor bahkan 1 kg.

Syarat Tumbuh Ikan Tambakan
Ikan Tambakan merupakan ikan sungai dan rawa yang memakan phyto dan zooplankton dipermukaan air atau dibagian tengah.  Ikan ini biasanya dipelihara tidak lebih dari ketinggian 750 m dpl, dan cocok pada suhu 25–30 0C.  Ikan ini tahan terhadap kondisi kadar oksigen rendah karena memiliki alat pernapasan tambahan.


Kebiasaan Makan / Feeding Habits
Ikan Tambakan baik benih maupun ikan dewasa menyukai plankton yang melayang–layang dipermukaan air.  Oleh karena itu, ikan ini menyukai daerah permukaan dan daerah pertengahan perairan.   Melihat kebiasaan mencari makan tidaklah sulit, maka untuk memberikan pakan tambahan dapat memberikannya dedak, ampas tahu, bungkil, dan sisa-sisa dapur maupun bahan makanan lainnya.

Kebiasaan Berkembang Biak
Ikan ini mulai berbiak setelah berumur 12-18 bulan dan panjang total 20 cm.  Ovarium yang telah siap biasanya berwarna kuning dan penuh dengan pembuluh darah terutama bagian lateral sebelah dalam.  Ikan ini memijah sepanjng tahun tanpa adanya waktu yang khusus untuk memijah.
Frekwensi pembiakan dapat terjadi setiap tiga bulan sekali jika tersedia makanan alami yang mencukupi.  Telur-telur akan menetas dalam jangka waktu 24 jam setelah pembuahan dan benih / larvanya melekat dibawah tumbuh-tumbuhan atau benda-benda yang mengapung.  Biasanya benih-benih akan berlangsung selama 3-4 hari.

DAFTAR PUSTAKA
Hardjamulia, A. 1978. Budidaya. Departemen Pertanian Badan Pendidikan dan penyuluhan Pertanian. SUPM Bogor
https: //id.wikipedia.org/wiki/ikan_tambakan
Razi Fahrur, 2013. Penanganan Hama dan penyakit Tambakan.Badan Pengembangan Sumber daya manusia Kelautan dan perikanan. Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP.
Susanto, H.  1990.  Budidaya Ikan di Pekarangan. Peenebar Swadaya. Jakarta
Yusmaningsih J. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Tambakan Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar