PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN BAWAL
I. PENDAHULUHAN
Ikan bawal berasal dari Amerika Selatan. Ikan bawal merupakan salah satu jenis ikan air tawar tersebar dari golongan ikan neotropik. Pertumbuhan ikan bawal relatif lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis ikan air tawar lain.
Budidaya ikan bawal tidak sulit. Ikan ini dapat dibudidayakan di kolam tertutup atau tergenang dan kolam air deras dan dipelihara dalam jala (jaring) apung yang dibangun di pinggir waduk atau danau dan perairan umum.
Pemijahan ikan bawal di kolam hanya dapat dilakukan dengan cara hypofisasi atau rangsangan hormon (induce spawing) menggunakan ekstraks kelenjar hypopisa, ovaprim. Selanjutnya, induk yang telah dirangsang dipijahan secara alami ataupun dilakukan striping atau ovulasi buatan.
Kendala utama budidaya ikan bawal adalah serangan parasit. Berdasarkan pengamatan di kolam pemeliharaan ikan bawal menunjukkan bahwa sebagian terbesar kasus-kasus serangan parasit terjadi pada saat awal pemeliharaan atau fase perkembangan benih ikan. Parasit yang seringkali menyerang benih ukuran sedang adalah Ichthyopthirius, Trikodina. Sedangkan parasit lain yang menyerang benih ukuran besar dan ikan dewasa adalah
II. DESKRIPSI IKAN BAWAL
A. Taksonomi dan Morfologi
Sistematika ikan bawal menurut Bryner adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Characidae
Genus : Colossoma
Spesies : Colossoma Macropomum
Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangankan bagian bawah berwarna putih. Pada bawal dewasa, bagian bawah sirip ekor berwarna merah, bagian tepi sirip perut, sirip anus, dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Dibandingkan dengan badannya, bawal memiliki kepala kecil dengan mulut terletak di ujung kepala, tetapi agak sedikit ke atas. Matanya kecil dengan lingkaran berbentuk seperti cincin. Rahangnya pendek dan kuat serta memeliki gigi seri yang tajam.
B. Penyebaran dan Habitat
Ikan bawal telah berkembang dan menyebar dari kawasan Amerika selatan sampai Asia Tenggara. Ikan bawal termasuk jenis ikan tawar yang mudah beradaptasi dengna perubahan lingkungan. Ikan bawal mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan perairan tenang ataupun mengalir. Ikian bawal juga mudah dibiasakan hidup di perairan yang airnya mengalir deras.
C. Makan dan Kebiasaan Makan
Ikan bawal merupakan jenis ikan pemakan segala (omnivora). Meskipun tergolong omnivora, ternyata pada masa kecilnya (larva), bawal lebih bersifat karnivora. Jenis hewan yang paling disukai adalah Crustasea, Cladoceta, Copepoda, dan Ostracoda. Meskipun ikan bawal tergolong ikan omnivora, dalam pemeliharaannya dapat diberi pakan tambahan berupa pellet, ikan-ikan kecil, dan daging keong mas.
D. Kebiasaan Berkembang Biak
Bawal biasanya memijah pada awal dan selama musim hujan. Di Brazil dan Venezuela, kejadian itu terjadi pada bulan Juni dan Juli. Sedangkan di Indonesia kematangan gonad bawal terjadi pada bulan Oktober sampai April.
III. BUDIDAYA IKAN BAWAL
A. Pembenihan Ikan Bawal
1. Seleksi Induk
Postur tubuh induk betina melebar dan pendek, warna kulit lebih gelap. Abdomen dan bibir urogenital berwarna merah atau kemerah-merahan. Perut lembek dan dan lubang kelamin agak membuka. Sedangkan postur tubuh induk jantan relatif lebih langsing, panjang, dan operkkulumnya agak kasar.
2. Pemijahan Induk
Pemijahan ikan bawal diawali dengna ovulasi telur induk betina dan sperma induk jantan. Menjelang ovulasi, induk jantan biasanya mengejar dan berenang membuntuti dan menghimpit induk betina. Pemijahan ikan bawal terjadi pada musim penghujan.
3. Penetasan telur dan Perawatan Larva
Telur akan menetas dalam waktu 18-24 jam dengan persentase 80 %. Perawatan larva di akuarium atau di kolam selama 14 hari. Dalam kurun waktu tersebut, benih yang dihasilkan sudah mencapai 1/2 – 3/4 inci.
4. Pendederan
Pendederan merupakan kegiatan pemeliharaan benih hingga mencapai ukuran 4 inci (25 gram) yang siap dijual sebagai ikan hias atau dipelihara di kolam pembesaran.
B. Pembesaran Ikan Bawal
Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan secara kovensional dikolam besar (luas )tanpa dilakukan pengelolaan pakan dan pembesaran secara intensif yang terkontrol dan di kelolah secara baik.
Pengelolaan pakan secara efisien dapat di kalkulasikan berdasarkan nilai food corversy ration (FCR), yaitu perdandingan jumlah pakan yang diberikan dan berat ikan (daging) yang dipanen (dihasilkan ). Nilai FCR untuk pembesaran ikan adalah 1- 1,2 Artinya, jumlah (berat) pakan yang diberikan hampir sebanding berat ikan yang dihasilkan.
Ikan bawal yang dipelihara kolam bersifat garang, cenderung ganas (buas), dan suka menyerang ikan-ikan lain , terutama ikan –ikan yang lemah dan berukuran kecil oleh karena itu,pembesaran ikan bawal di lakukan secara monokultul dikolam tertutup atau kolam tenang tanpa penggantian air atau kolam air mengalir, termasuk air deras dan jala apung yang di pasang di pinggir waduk (danau).
IV. PENYAKIT UMUM YANG MENYERANG
Tabel 1. Penyakit yang sering Menyerang di Lokasi Pembenihan
PENYAKIT
|
GEJALA
|
PENGOBATAN KIMIAWI
|
PENGOBATAN TRADISIONAL
|
1. Parasit
Penyakit Bintik Putih / White Spot disebabkan oleh protozoaIchthyphItirius multifiliis
|
Malas berenang, sering mengapung di permukaan air, terlihat bintik putih di bagian sirip, tutup insang, permukaan tubuh, dan ekor.
|
Direndam formalin 400 ppm dan malachyt green 0,1 ppm selama 1 jam
direndan dalam air mengalir pelan
|
Direndam dengan daun miana 7-10 lembar yang direbus dengan 3 gelas air selama 3 x sehari.
|
2. Parasit
Disebabkan oleh parasitTrichodina spp
|
Benih lemah dan kurus, kelihatan gatal dan sering menggosok pada benda lain
|
Direndam formalin dengan dosis 200 ppm selama 30 menit
Direndam malachyt green dengan dosis 0,1 ppm selama 24 jam
|
Direndam dengan daun miana 7-10 lembar yang direbus dengan 3 gelas air selama 3 x sehari.
|
Tabel 2. Penyakit yang sering Menyerang di Lokasi Pembesaran
PENYAKIT
|
GEJALA
|
PENGOBATAN KIMIAWI
|
PENGOBATAN TRADISIONAL
|
1.Parasit
Disebabkan oleh cacing Dactylogyrussp dan parasit Gyrodactylus sp
|
Kulit kusam , sirip rontok, ikan mengosokan tubuh pada benda padat (substrat), operkulum merenggang
|
Direndam formalin dengan dosis 200 ppm selama 30 menit
Direndam
Direndan dalam air mengalir pelan
|
Direndam dengan daun miana 10-15 lembar yang direbus dengan 5 gelas air selama 3 x sehari.
|
2. Parasit
Disebabkan oleh parasitTrichodina spp
|
Benih lemah dan kurus, kelihatan gatal dan sering menggosok pada benda lain
|
Direndam formalin dengan dosis 200 ppm selama 30 menit
Direndam malachyt green dengan dosis 0,1 ppm selama 24 jam
|
Direndam dengan daun miana 10-15 lembar yang direbus dengan 5 gelas air selama 3 x sehari.
|
DAFTAR PUSTAKA
Abaas Siregar Djarijah. 2001. Budidaya Ikan Bawal. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Anonim, 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Arie Usni. 2000. Budidaya Bawal Air Tawal. PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Suryati dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Bawal Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Wijayakusumah, H. dkk, TANAMAN BERKHASIAT OBAT DI INDONESIA. Penerbit Pustaka Kartini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar