Penyakit Lele Dumbo Dan cara Pengobatannya
|
Namun kebanyakan patogen yang terlibat biasanya
bersifat fakultatif yaitu organisme yang hanya menimbulkan penyakit dalam
kondisi tertentu saja. Organisme semacam ini secara normal memang hidup dan
berada pada berbagai jenis perairan, dan hanya menyebabkan terjadinya penyakit
bila daya tahan tubuh lele dumbo menurun atau kelimpahan mahluk tersebut
kelewat tinggi. Daya tahan tubuh lele dumbo
biasanya berkurang bila ada dalam kondisi stress yang diakibatkan
berbagai faktor terutama lingkungan yang meliputi faktor fisik, kimiawi maupun
biologis.
Dengan demikian terjadinya wabah sebetulnya merupakan
akibat interaksi yang tidak seimbang antara ikan sebagai subyek patogen,
patogen itu sendiri serta kondisi lingkungan. Sebenarnya, semua jenis ikan
mempunyai kekebalan terhadap penyakit selama ikan tersebut hidup dalam kondisi
lingkungan yang baik dan tidak ada faktor yang memperlemah badannya. Penyakit
ikan dapat berkembang akibat bermacam macam faktor antara lain trauma
pengangkutan, kekurangan pakan, perubahan sifat fisika dan kimia air serta
epidemi dari suatu penyakit. Untuk mencegah dan mengobati suatu penyakit maka
perlu diketahui hal- hal yang berkaitan dengan timbulnya penyakit, cara cara
dan dosispengobatan yang tepat agar diperoleh hasil yang baik.
UPAYA PENCEGAHAN
Tindakan
pencegahan terutama ditujukan untuk mencegah masuknya wabah penyakit kedalam
tempat budidaya ikan, atau mencegah
meluasnya wilayah yang terkena serangan penyakit dalam upaya mengurangi
kerugian produksi akibat timbulnya wabah penyakit.
Beberapa tindakan upaya pencegahan antara lain
melalui sanitasi kolam, alat-alat, ikan yang akan dipelihara serta lingkungan
tempat budidaya.
a. Sanitasi
kolam
Sanitasi
kolam dilaksanakan melalui pengeringan, pemjemuran dan pengapuran dengan kapur
tohor atau kapur pertanian sebanyak 50-100 gram/m2 yang ditebar secara merata dipermukaan tanah
dasar kolam dan sekeliling pematang kolam. Setelah dikapur biarkan dalam
keadaan kering selama 3-5 hari, baru kemudian kolam dipupuk dan diairi. Bahan
lain yang bisa digunakan untuk sanitasi kolam diantaranya kalium permanganat
(PK) yang ditebarkan pada kolam yang telah diairi sebanyak 10-20 gram/m3 air
dan dibiarkan selama 2 jam, baru kemudian dimasukan air baru dan ditebari ikan
setelah kondisi air normal kembali.
b. Sanitasi
perlengkapan dan peralatan.
Perlengkapan dan peralatan kerja sebaiknya selalu
dalam keadaaan suci hama, dengan cara merendamnya dalam larutan PK atau larutan
kaporit selam 30-60 menit. Pengunjung dari luarpun sebaiknya tidak sembarangan
memegang dan atau mencelupkan bagian tubuh kedalam media air pemeliharaan
sebelum disuci hamakan.
c. Sanitasi
Ikan tebaran
Lele dumbo yang akan ditebarkan sebaiknya selalu
diperiksa dahulu. Bila menunjukan gejala kelainan atau sakit maka lele tersebut
harus dikarantinakan terlebih dahulu untuk diobati. Namun lele dumbo yang akan
ditebar dan dianggap sehat pun, sebelum ditebar sebaiknya direndam dahulu dalam
larutan PK dengan dosisi 20 gr/m3 air, atau dalam larutan methylin blue 20 ppm,
atau dengan formalin 1cc/10 liter air, masing – masing selama 10 -15 menit.
Bila sanitasi ikan tebaran akan menggunakan obat-obatan alami dapat dilakukan
dengan cara merendam lele dumbo yang akan di tebar dalam ektrak cair sambiloto
dengan dosis 25 ppm, atau dalam ektrak cair rimpang kunyit dengan dosis 15 ppm
atau dapat juga menggunkan ektrak cair daun dewa dengan dosis 25 ppm,
perendaman masing masing selama 30 -60 menit.
d. Menjaga
lingkungan tempat budidaya
Upaya
perlindungan gangguan dari penyakit lele dumbo adalah dengan menjaga kondisi
lingkungan atau kondisi ekologis perairan dengan cara setiap kolam /bak
pemeliharaan lele dumbo diusahakan mendapat air yang baru dan masih segar,
telah melalui sistem filtrasi dan diusahakan agar bahan- bahan organik seperti
sampah yag memungkinkan masuk kedalam kolam sedapat mungkin dihindari.
UPAYA PENGOBATAN
1. Gejala
–gejala klinis
Manifestasi
klinis dari proses penyakit, baik yang infektif maupun non infektif dalam suatu
populasi sering menunjukan tanda-tanda/petunjuk pertama terhadap suatu masalah
penyakit walaupun ikan jarang atau hampir tidak pernah memperlihatkan
tanda-tanda yang menciri (Pathogonomonic) oleh karena itu diagnosa yang tepat
berdasarkan gejala klinis membutuhkan pengalaman dan keterampilan mengobservasi
berbagai perubahan klinis. Beberapa perubahan atau tanda-tanda klinis yang
perlu diamati antara lain tingkah laku, sikap, keseimbanga warna reflex,
pergerakan, pernapasan, kerusakan / luka-luka pada kulit luar dll.
a. Tingkah laku
Lele
dumbo yang sakit biasanya memperlhatkan tingkah laku menyimpang, misalnya
sering menggosok-gosokan badannya pada benda- benda yang ada didalam kolam
seperti batu, tanaman air atau kepinggiran kolam/ pematang. Pada kasus lain,
ikan lele kehilangan keseimbangan tubuh sehingga gerakannya seprti tidak
terkontrol, dan pada ahirnya ikan lele diam didasar kolam dengan sirip dada
terbuka atau sekali-kali muncul kepermukaan air seperti menggantung. Ada pula
lele sakit yang membuka kedua tutup insangnya lebih lebar dari biasanya, prekuensi
pernafasannya meningkat dan tampak terengah-engah. Selain itu ada yang
menunjukan gejal mogok makan akibat
kehilangan nafsu makan.
b. Kelainan warna
tubuh
Jika tubuh lele dumbo mulai
terlihat pucat maka harus dicurigai karena kemungkinan sudah mulai ditempeli
parasit tertentu. Namun perubahan warna tubuh bisa juga disebabkan stress
akibat terjadinya intesitas cahaya gelap keterang. Jika hal ini terjadi
biasanya warna lele dumbo kembali normal
dalam waktu yang tidak terlalu lama. Perubahan warna juga sering terjadi
jika lele dumbo dalam keadaan takut atau sesaat setelah atau sebelum memijah.
Dengan demikian berdasarkan kejadian tersebut, maka perubahan warna pada lele
dumbo dapat dianggap sebagai gejala dari suatu penyakit bila tidak ada penyebab
lain seperti takut, stress atau setelah dan sebelum memijah. Perubahan warna
yang disebabkan oleh penyakit biasanya belangsung lama atau bersifat permanen.
c. Produksi Lendir
Lele
dumbo yang sakit seringkali memproduksi lendir yang berlebihan. Hal ini cukup terlihat
jelas karena lele dumbo berwarna gelap. Produksi lendir yang berlebihan
biasanya disebabkan oleh parasit yang menyerang bagian kulit. Banyaknya lendir
tersebut tergantung pada intensitas serangan penyakit.
d. Kelainan bentuk
organ tubuh.
|
2. Cara dan teknik mengobati
ikan sakit
Tindakan penanggulangan penyakit ikan melalui pengobatan diupayakan agar
lele dumbo sembuh tanpa membahayakan keselamatannya karena keracunan obat.
Untuk itu perlu diketahui gejala – gejala umum yang timbul kemudian dilakukan
diagnosis untuk menemukan faktor
penyebabnya. Setelah itu barulah ditentukan cara pengobatannya. Setelah secara
pasti faktor penyebabnya diketahui kemudian ditentukan pula jenis obat yang
akan digunakan serta dosisnya yang tepat sehingga tercapai efesiensi penggunaan
obat dan efektifitas pemberantasannya. Beberapa teknik pengobatan yang
dianjurkan dan biasa diterapkan dalam mengobati ikan terinfeksi suatu penyakit
antara lain
a. Pencelupan
Pencelupan adalah cara
pengobatan menggunakan obat obatan alami atau bahan kimia pada konsentrasi tinggi ( ratus atau ribuan
ppm) dan waktu pengobatan sangat pendek. ( 30 detik ) Pengobatan dengan cara
pencelupan biasanya menggunakan larutan obat dengan konsentrasi tinggi ( daya
racun tinggi ). Bila kondisi ikan sudah terlalu lemah sedang daya racun obat
sangat tinggi. Maka ikan bisa mati.Untuk pengobatan cara ini, lele dumbo yang terinfeksi ditangkap
menggunakan serok kemudian lele bersama serokannya dicelupkan kedalam larutan
obat yang telah disiapkan selama 30 - 60 detik.
Lele dumbo yang telah diobati dipindahkan ketempat penampungan sambil
diberi airasi dan air mengalir.
b. Perendaman
Pengobatan ini adalah dengan cara memandikan ikan –
ikan yang sakit dalam suatu larutan obat tertentu dengan konsentrasi tidak
terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam waktu antara 15 -60 menit. Teknis
pengobatan dengan cara peandian yaitu ikan – ikan yang terinfeksi di kumpulkan
dan secara langsung dimasukan/dilepaskan kedalam larutan obat yang telah
disediakan setelah mencapai batas waktu yang telah ditentukan ikan ditangkap
kemudian dipindah ketempat penampungan sementara dengan aliran air bersih.
c. Perendaman
Pengobatan melalui perendaman
biasanya menggunakan larutan obat tertentu pada konsentrasi relatif rendah,
waktu yang digunakan untuk perendaman cukup panjang yaitu sampai 24 jam.
Pengobatan dengan teknik perendaman ini dilakukan 3-5 kali berturut-turut
selama 3-5 hari. Setiap kali selesai mengobati, ikan dipindahkan ketempat yang
berisi air bersih sambil diberi pakan.
d. Usapan
/ Olesan.
Pengobatan ini biasanya hanya
dilakukan pada lele dumbo yang luka. Lele dumbo yang luka diolesi obat tepat
pada bagian yang luka, selanjutnya dipindahkan ketempat berair mengalir agar
sisa obat yang beracun bagi ikan cepat tercuci.
e. Pemberian
pakan.
Pengobatan ini terutama
ditujukan bagi lele dumbo yang terinfeksi bakteri pada organ tubuh bagian
dalam. Obat yang akan digunakan dicampur kedalam pakan ikan sesuai dosis yang
dianjurkan. Pakan yang telah dicampuri obat diberikan kepada lele dumbo yang
akan diobati sebanyak 2-3% biomas, diberikan 3 kali perhari.
DAFTAR PUSTAKA
Darti S.L , Penyakit ikan hias, Penebar swadaya, Jakarta
Prihartono Eko, Juansyah R, dan Usni Arie,2001.
Mengatasi Permasalahan Budidaya Lele
dumbo. Penebar swadaya, cet 3, Jakarta.
Razi, Fahrur, 2013. Penanganan Hama dan
Penyakit pada ikan lele dumbu, BPSDM KP Pusat Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan, Jakarta
Susanto, H. Ikan Lele. Kanisius Yogyakarta
Sudewo, Bambang. Tanaman Obat Populer, Agro
Media Pustaka, Jakarta. 2004.
Syambas M. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri
Kesehatan Ikan “Lele Dumbo Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar