JENIS-JENIS OBAT pada Penyakit Lele Dumbo
A. OBAT ALAMI/TRADISIONAL
1. Kunyit (Curcuma
longa Linn)
Nama
daerah: Kunyir, Koneng, Kunyit, Alawahu, Nikwai Pagidon.
Sifat
kimiawi dan efek farmakologis : Bau khas aromatik, rasa agak pahit, sedikit
pedas, tidak beracun. Berkhasiat sebagai anti radang ( anti inflamasi) dan anti
bakteri.
Kandungan
kimia : Rimpang mengandung minyak atsiri 3-5 %, turmeron, zingberene,
sesquiterpen, alkohol pati , tanin dan damar.
Cara
pemakaian : Perendaman dan oles.
2. Lengkuas
(Alpinia galanga L willd)
Nama
daerah : Langkueh, halawas, lengkuas, lawas, laja, langkuwasa.
Sifat
kimiawi dan efek farmakologis: Rasanya pedas dan hangat. Berkhasiat untuk,
menetralkan racun, Meningatkan napsu makan( stomakik) dan sebagai obat jamur
kulit.
Kandungan
kimia: Rimpang mengandung minyak atsiri 1% metilsinamat, kamfer, galangin dan
eugenol. Sedangkan buah mengandung, methyl ether, kaemferide, galangin dan
dimethoxyflavone.
Cara
pemakaian : melalui perendaman dan dioles.
3. Daun
Dewa ( Gynura pseudochina DC.)
Nama
daerah : Beluntas cina, Daun dewa.
Sifat
kimiawi dan efek farmakologis Daunnya dapat dikonsumsi dengan cara dilalap atau
dijus. Berkhasiat sebagai anti radang, Penghilang nyeri (analgesik), obat luka
bakar, luka bekas gigitan hewan berbisa, anti kanker dan peradangan pada
jaringan tubuh.
Kandungan
kimia: Batang, daun dan umbinya mengandung minyakatsiri, saponin , teranoid,
tanin dan tekalora.
Cara
pemakaian : melalui perendaman dan dioles.
4. Mahkota
dewa (phaleria macrocarpa)
Sifat
kimiawi dan efek farmakologis : Jika dikonsumsi manusia dalam keadaan segar
bisa menyebabkan keracunan. Berkhasiat untuk mengobati kanker, anti oksidan,
bersifat analgesik, antipiretik, dan anti radang.
Kandungan
kimia: Daging buah dan cangkang biji mahkota dewa mengandung alkaloid,
flavonoid, senyawa politenol dan tanin.
Cara
pemakaian : melalui perendaman dan dioles.
|
Kandungan
Kimia : Batang dan daun mengandung : Minyak atsiri, tanin, lemak, phytosterol
dan calcium oxalate.
Cara
pemakaian : melalui perendaman atau
dioles
6.
Jarak Ulung ( Jatropha gossipifolia L )
Nama
daerah : Jarak kosta merah, Jarak cina,
jarak ulung.
Sifat
kimiawi dan efek farmakologi : Getahnya bersabun, biji mengandung minyak.
Bagian yang bisa dipakai adalah daun dan biji. Berkhasiat untuk meningkatkan
napsu makan, mengobati pembengkakan dan penyakit kulit.
Kandungan
kimia. : Akar mengandung alkaloid. Daun
dan batang mengandung tanin, calcium
oxalate, dan sulfur.
Cara
pemakaian : Perendaman dan oles
|
1.2. Cara
membuat obat alami/tradisional.
a. Ekstrak.
Ekstrak adalah obat alami dalam bentuk kering,
kental atau cair yang dibuat dengan cara mengambil sari simplisia (bahan obat )
menurut cara yang cocok tanpa pengaruh cahaya matahari langsung. Wadah untuk
menyari, merendam atau merebus simplisia bisa berupa panci stainlees atau
toples kaca dan pengaduk dari kayu. Sedangkan simplisia yang digunakan berupa
daun, buah, batang maupun rempang yang masih segar atau simplisia yang telah
dikeringkan dan telah diawetkan sebelumnya.
Salah satu cara ekstraksi
yang biasa dilakukan adalah dengan cara memasak air sampai mendidih, kemudian
simplisia direbus selama sekitar 30 menit. Selanjutnya bahan rebusan tersebut
disaring dengan kain atau kawat kasa. Setelah itu air rebusan di panaskan lagi
sampai mengental, dan didinginkan.
Ekstrak ini merupakan bahan dasar
untuk pembuatan obat dalam bentuk serbuk atau dalam bentuk salep/krim atau
dapat juga digunakan langsung untuk pengobatan dengan cara perendaman,
pemandian maupun pengusapan/oles dengan cara mencampur dengan air bersih sesuai
dosis yang dianjurkan.
b. Obat
serbuk
Obat serbuk dibuat dengan
cara mencampur ekstrak kental dengan saccarum lactis ( gula susu), sedikit demi
sedikit sampai terbentuk adonan yang dapat dibentuk lempengan. Selanjutnya
lempengan tersebut di jemur sampai kering lalu digiling dan hasil gilingannya
disaring dengan kawat kasa sehingga didapatkan serbuk halus yang berukuran
seragam.
Obat serbuk ini dapat
digunakan untuk pengobatan dengan cara perendaman, pemandian, pengolesan dan
pengobatan melalui pakan.
c. Obat
oles ( krim/ Lulur )
Obat oles biasanya berupa
salep yang merupakan campuran minyak tumbuhan dengan bahan-bahan yang telah
berbentuk ekstrak. Minyak tumbuhan yang digunakan untuk mencampur adalah minyak
kelapa atau minyak zaitun dicampur bahan pengemulsi(emulgator) seperti gom
arab, acacia dan tragacanth. Pembuatannya dilakukan dengan cara mencampur,
minyak, ektrak kental dan emulgator dengan perbandingan 2 : 4 : 1 diaduk dengan
cepat hingga menjadi bentuk krim emulsi. Pembuatan obat oles ini tidak boleh
dipanaskan karena dapat memisahkan minyak dan air yang telah bercampur. Krim
atau lulur ini dapat digunakan untuk pengobatan luka atau borok yang terinfeksi
bakteri atau parasit. Dengan cara dioleskan tepat pada bagian yang luka.
d. Ramuan
Ramuan
adalah campuran berbagai macam bahan obat-obatan segar atau yang telah
diawetkan untuk mengobati penyakit tertentu, sehingga perbandingan jumlah
bahannya disesuaikan dengan kebutuhan kandungan bahan kimia dalam bahan yang
akan digunakan. Cara pembuatanya, semua bahan dirajang kecil-kecil kemudian
direbus hingga air rebusan tersisa separuhnya. Air rebusan tersebut selanjutnya
digunakan untuk pengobatan.
B. OBAT
KIMIA
Obat-obatan kimia yang lazim
digunakan dalam pengobatan penyakit ikan banyak sekali jenisnya. Ada yang
berbentuk serbuk ada pula yang berbentuk cairan. Semuanya merupakan bahan
kimia. Berdasarkan sifatnya jenis-jenis obat obatan tersebut dapat dikelompkan
menjadi obat anti biotik, desinfektan , insektisida
obat oles dan obat obat lain.
a. Obat
serbuk
Umumnya obat antibiotik
digunakan untuk penyakit bakterial yang diaflikasikan dengan cara perendaman,
penyuntikan maupun pengobatan melalui pakan. Contoh obat antibiotik adalah
Tetrasiklin. Kemisitin, oksitetracyclin hcl, streptomisin, sulfamerizin
sulfanomid.
b. Obat
oles
Obat oles yaitu obat- obatan
yangdigunakan manusia terutama untuk mengobati luka luka. Obat ini berbentuk
cairan, penggunaannya dalam pengobatan ikan harus diencerkan dahulu hinga
sepuluh kali. Cara penggunaannya dioleskan dengan bantuan kapas tepat pada luka
ditubuh ikan yang terinfeksi penyakit bakterial atau parasit lainnya yang bisa
menyebabkan luka atau borok pada tubuh ikan. Contohnya adalah obat merah (
jodium tinktur, mercurochrome ) kecuali itu ada lagi bedak talk yang
penggunaannya juga dioleskan, terutama untuk melepaskan jenis ektoparasites
seperti argulus sp, yang menempel ketat pada tubuh ikan.
c. Obat-
obat lain
Justru obat- obatan inilah
yang paling sering dimanfaatkan dalam pengobatan lele dumbo, sebagian besar
berbentuk serbuk, bersifat racun, dan harganya relatif mahal. Obat ini mudah
diperoleh ditoko- toko kimia atau di afotik. Obat – obat dimaksud yang sudah
dikenal luas adalah malchyt green, methyline blue, cooper sulfat, PK, rivanol,
bromex, formalin, Hcl quinine, Chinine trifaplafin, garam amonia dan kalium
bikromat.
DAFTAR PUSTAKA
Darti S.L , Penyakit ikan hias, Penebar swadaya, Jakarta
Prihartono Eko, Juansyah R, dan Usni Arie,2001.
Mengatasi Permasalahan Budidaya Lele
dumbo. Penebar swadaya, cet 3, Jakarta.
Razi, Fahrur, 2013. Penanganan Hama dan
Penyakit pada ikan lele dumbu, BPSDM KP Pusat Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan, Jakarta
Susanto,
H. Ikan Lele. Kanisius Yogyakarta
Sudewo, Bambang. Tanaman Obat Populer, Agro
Media Pustaka, Jakarta. 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar