MENGENAL IKAN KOI
Ikan koi
sebenarnya bukan jenis ikan baru di Indonesia. hanya saja waktu itu koi kalah
populer bila dibandingkan dengan mas koki. Keduanya masih merupakan kerabat
karena termasuk dalam famili Cyprinidae. Koi (Cyprinus carpio) berkumis
sedangkan mas koki asli bentuknya mirip koi hanya saja tanpa kumis, yaitu Carassius
auratus.
Namun dengan
perkembangan zaman sekarang ini ikan Koi berkembang dengan pesat, karena
sebagian besar petani ikan dan juga para hobiis yang ada di Indonesia sudah
benyak yang membudidayakan. Hal ini dikarenakan budidaya ikan Koi mudah
dilakukan dan mempunyai harga jual yang tinggi.
Meski
sekarang koi sudah populer, tapi tidak semua hobiis paham akan ikan cantik ini
sebab tidak jarang mereka terkecoh dengan ikan mas lauk yang berwarna. Memang
repot, karena antara ikan mas lauk dengan ikan Koi kedua-duanya dari spesies Cyprinus
carpio. Dan mungkin tidak bisa terlalu disalahkan benar apabila para hobiis
(terutama pemula) menganggap bahwa koi adalah ikan mas lauk yang berwarna.
Ikan Koi (Cyprinus carpio) masih
tergolong satu species dengan ikan mas konsumsi, karena memiliki sistematika
yang sama yaitu :
Ordo :
Ostariophysi
Sub Ordo :
Cyprinoidae
Famili :
Cyprinidae
Sub Famili :
Cyprinidae
Genus :
Cyprinus
Spesies : Cyprinus
carpio
Badan koi
berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Sirip-sirip yang
melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah sirip punggung, sepasang sirip
dada, sepasang sirip perut, subuah sirip anus, dan sebuah sirip ekor.
Sirip dada
dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3
jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak. Sirip perut hanya terdiri dari
jari-jari lunak, sebanyak 9 buah. Sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5
jari-jari lunak.
Pada sisi
badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor terdapat gurat sisi (linea
lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini terbentuk dari
urat-urat yang berada di sebelah dalam sisik yang membayang hingga ke sebelah
luar.
Koi
merupakan hewan yang hidup di daerah yang beriklim sedang dan hidup pada
perairan tawar. Mereka dapat hidup pada temperatur 8o C sampai 30o
C. Oleh karenanya koi dapat dipelihara di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari
pantai hingga daerah pegunungan. Koi tidak tahan mengalami goncangan suhu
drastis. Penurunan suhu hingga 5o C dalam tempo singkat sudah bisa
membuat ikan ini kelabakan. Jika tubuhnya diselimuti lapisan putih hingga 7o
C, biasanya koi akan beristirahat di dasar kolam, statis. Kadang-kadang koi
dapat bertahan hidup pada suhu 2o – 3o C, tapi kebekuan
air umumnya akan menyebabkan kematian, kecuali dalam kolam dipasang alat
sirkulasi untuk mencegah terjadinya kebekuan. Koi asli merupakan ikan air
tawar, tapi masih bertahan hidup pada air yang agak asin sekitar 10 permil
(10o/oo) kandungan garam dalam air masih bisa untuk
hidup koi.
PROSES BUDIDAYA IKAN KOI
Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk yang baik dan layak untuk
dipijahkan adalah sebagai berikut :
·
Induk matang
kelamin.
·
Tidak cacat
(sehat, berenang normal).
·
Umur minimal
2 tahun pada jantan dan 3 tahun pada betina.
·
Sisik
tersusun rapi.
·
Kepala
relatif lebih kecil dari badan.
·
Gerakan
harus tangkas dan gesit, lincah terutama pada induk jantan.
Pemijahan
Induk
dimasukkan ke dalam kolam pemijahan sekitar pukul 1600 dan akan
mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dan
diikuti induk jantan di belakangnya. Makin lama gerakan mereka makin seru.
Induk jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina.
Pada
puncaknya induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sekali meloncat ke
udara. Aktivitas betina ini segera diikuti oleh induk jantan dengan
mengeluarkan cairan sperma.
Telur-telur
yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan penempel telur
lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur yang jatuh ke dasar kolam.
Proses perkawinan selesai pada pagi hari, dan induk segera dipisah dengan
telurnya karena jika terlambat telur bisa dimakan habis oleh induknya.
Penetasan Telur
Agar menetas
dengan baik, telur harus selalu terendam dan suhu air tetap konstan. Jika suhu
air terlalu dingin, penetasan akan berlangsung lama, sedangkan jika suhu air
terlalu tinggi, telur bisa mati dan membusuk.
Agar telur
dapat terendam semua, rangkaian kakaban harus “ditenggelamkan” ke dalam kolam.
Untuk itu bisa memakai jasa gedebog pisang. Potong 3 buah gedebog pisang
sepanjang 40 cm, lalu diletakkan di atas kakaban dengan ruas bambu sebagai
alasnya. Agar bisa stabil, gedebog pisang diratakan salah satu sisinya.
Dalam tempo
2 – 3 hari telur sudah mulai menetas. Setelah menetas kakban diangkat dan
dipindahkan ke tempat lain. Benih koi yang berumur 1 minggu masih sangat
lembut. Umumnya orang menetaskan telur koi dalam happa yaitu kantong yang
bermata lembut yang bisa untuk menampung benih. Di happa, benih koi lebih mudah
dikumpulkan dan tidak hanyut dibawa oleh aliran air. Koi yang baru menetas
masih membawa kuning telur sebagai persediaan pakannya yang pertama.
Pendederan
Setelah
benih berumur 5-7 hari sejak telur menetas segera di pindahkan kekolam
pendederan. Pemindahan ini sebaiknya dilakukan pada saat suhu rendah yaitu pada
waktu pagi atau sore hari. Dalam pemindahan benih dikolam sebaiknya dilakukan
penyesuaian suhu terlebih dahulu, agar benih tidak mengalami stress akibat
perubahan suhu yang mendadak.
Kegiatan pendederan ini umumnya berlangsug 30
hari (1 bulan). Sedangkan untuk pakan yang diberikan biasnya hanya mengandalkan
pada pakan alami. Untuk menutupi danpak terjadinya danpak kekurangan pakan
alami, biasanya dapat di gantikan dengan pakan buatan yaitu kuning telur yang
di rebus, tepung udang, susu bubuk untuk anak sapi, dan pakan tepung khusus koi
PENYAKIT DAN GEJALA PENYERANGANNYA
Dalam usaha
pemeliharaan ikan, penyakit merupakan salah satu faktor penting yang perlu
diperhatikan karena dapat menimbulkan kerugian dan kematian pada ikan yang
dipelihara. Umumnya penyakit ikan koi timbul karena kondisi lingkungan yang
buruk. Keadaan ini dapat terjadi karena persiapan dan perawatan kolam yang
kurang baik. Selain itu tingginya kadar bahan organik dan anorganik serta
banyaknya sisa pakan yang tidak habis dimakan oleh ikan dapat mengakibatkan
pembusukan di dasar kolam. Kondisi ini dapat menimbulkan bakteri, jamur, dan
parasit. Biasanya jenis penyakit seperti ini dapat menyerang pada bagian luar
tubuh ikan maupun pada bagian dalam tubuh ikan.
JENIS PENYAKIT DAN PENGOBATANNYA
Adapun jenis penyakit yang menyerang ikan Koi dan cara
pengobatannya yaitu :
·
White Spot
Penyakit
White Spot ditandai dengan adanya bintik-bintik putih pada permukaan tubuh
ikan. Mula-mula bintik muncul di permukaan badan lalu meluas ke bagian tubuh
lain, misalnya ke insang.
Koi yang
terkena penyakit bintik putih dapat diobati dengan menaikkan suhu air kolam
sampai berapa derajat dari suhu awal. Untuk pengobatan kimia, air kolam bisa
ditambahkan dengan 0,5 gram Metheline Blue (MB)/1 ton air. Sedangkan untuk
pengobatan secara alami dapat menggunakan ekstrak dari daun sirih atau kunyit.
Koi yang terserang penyakit ini direndam ke dalam larutan ekstrak daun sirih
atau kunyit yang telah dicampur dengan air bersih selama kurang lebih 1 jam.
·
Parasit Lernea
Parasit lernea lebih populer disebut “cacing jangkar”.
Parasit ini dapat dilihat dengan mata telanjang, biasanya ditemukan menempel
pada bagian luar tubuh ikan atau pada insang.
Untuk pengobatan secara kimianya sebaiknya
koi yang terserang parasit diobati dengan larutan Formalin atau Dephterex dengan
dosis 25 ppm melalui perendaman selama 10 menit yang dilakukan 2 – 3 kali
setiap 2 hari sekali. Sedangkan untuk pengobatan secara alami dapat menggunakan
Daun Sirih atau Kunyit dengan cara ikan yang sakit direndam dalam larutan ini
yang telah dicampur dengan air bersih.
NO
|
JENIS PENYAKIT
|
PENGOBATAN
|
|
KIMIA
|
ALAMI
|
||
1.
2.
|
White spot
Parasit lernea
|
Air kolam di tambahkan 0,5 g Metheline Blue
(MB) / 1 ton air.
Perendaman dengan larutan Formalin atau
Dephterex dengan dosis 25 ppm selama 10 menit yang di lakukan 2-3 kali dalam
2 hari,
|
Menggunakan ekstrak daun sirih atau kunyit,
dengan cara daun sirih dan kunyit di campur dengan air bersih, dan koi yang
terserang penykit di rendam dalam larutan tersebut selama 1 jam.
Menggunakan daun sirih atau kunyit yang
telah di campur dengan air bersih
|
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perikanan DKI Jakarta, “Pengangkutan Ikan Hidup” (Jakarta:
1987).
Pelealu N. dan Syafei
L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Koi Sehat
Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Razi Fahrur, 2013. Penanganan Hama dan penyakit Ikan Koi. Badan
Pengembangan Sumber daya manusia Kelautan dan perikanan. Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan KP.
Susanto Heru, “Ikan Koi”. Penebar Swadaya. Jakarta : 2002.
Widjanarko, B. “Ikan Koi ’Tukang Tes’ Limbah Industri”. Suara
Karya : 1989.