Jumat, 23 Agustus 2019

MENGENAL BUDIDAYA IKAN SEPAT SIAM (Trichogaster pectoralis)


MENGENAL BUDIDAYA IKAN SEPAT SIAM
(Trichogaster pectoralis)


Ikan sepat rawa merupakan salah satu ikan lokal potensial. Produksi ikan sepat rawa seluruhnya masih bergantung hasil tangkapan alam. Kondisi tersebut menyebabkan penurunan kelimpahan ikan sepat rawa di beberapa lokasi. Masalah tersebut perlu segera diantisipasi, salah satunya melalui kegiatan budidaya
Ikan sepat merupakan ikan asli negara Thailand.  Di habitat aslinya, ikan ini hidup di rawa - rawa yang banyak ditumbuhi tanaman airnya, karena ikan ini butuh substrat sebagai tempat melatakkan busa untuk telur - telurnya. Meskipun ikan ini tidak begitu populer dikalangan masyarakat luas, namun ikan ini cukup dikenal di Indonesia. Meskipun ikan ini adalah ikan untuk konsumsi, tapi pada ukuran kecil ikan ini bisa dijadikan sebagai ikan hias, karena bentuk tubuh dan warnanya sangat menarik. Ikan sepat siam merupakan ikan asli  negara Thailand, dan hidup di rawa-rawa. Ikan ini di datangkan ke Indonesia pada tahun 1934 dari semenanjung Malaka.
Klasifikasi ikan sepat siam :
Ordo               : Labyrinthici
Sub Ordo        : Anabantoidae
Famili              : Anabantidae
Genus              : Trichogaster
Species            : Trichogaster pectoralis

Ciri-ciri
Badan memanjang, pipih kesamping (compressed), tinggi badan 2,2 sampai 3 kali panjang standar.  Sirip punggung mempunyai 7 buah duri dan 10-11 jari-jari sirip lemah, sirip dada lebih panjang daripada kepala, mulut sangat kecil dan dapat disembulkan.
Jari-jari sirip perut yang pertama mengalami modifikasi menjadi filamen yang panjang mencapai sirip ekor. Linealateralis (1.1.) terdiri dari 42-47 sisik.  Pada daerah punggung badan hijau kegelapan sedangkan pada bagian badan sebelah sampaing sisik lebih terang.  Pada kepala dan badan terdapat garis-garis yang melintang dan dari mata sampai ke ekor terdapat garis memanjang yang terputus.  Pada sirip dubur terdapat 2-3 garis hitam yang memanjang (longitudinal). Panjang ikan maksimum yang dapat dicapai  ± 250 mm. Rumus jari-jari sirip sebagai berikut : D.VII. 10-11;  A. IX-XII.  33-38;  L.1.  55-63.
Sifat-Sifat
Sepat siam merupakan ikan sungai dan rawa yang cocok sekali di pelihara di kolam-kolam.  Jenis ikan ini dapat hidup pada perairan yang pH-nya berkisar antara 4 - 9.  Jenis ikan ini mudah dibiakkan di sawah dan kolam.  Kematangan kelamin mulai terjadi pada  umur 7 bulan.  Pembiakan terjadi dengan terlebih dahulu ikan tersebut membuat sarang berupa gelembung-gelembung  (busa) yang bergaris tengah ± 5 cm.  Telur yang dihasilkan akan terapung berada pada sarang tersebut.  Seekor induk yang bertelor dapat menghasilkan 7000-8000 butir telor, sedangkan larva yang hidup biasanya tidak lebih dari 4000 ekor.
Telur berwarna kuning  atau putih kekuning-kuningan, mengandung globul minyak sehingga mempunyai sifat mengapung, dan embrio menetas setelah 36-48 jam dari pembuahan.  Kantong kuning telur diserap dalam waktu 3-7 hari.  Pemijahan dikolam terjadi sepanjang tahun.  Lava dan benih memakan plankton.  Ikan-ikan dewasa memakan phytoplankton seperti Bacillariphyceae, Cyanophyceae, plagellata, Zooplankaton seperti Cilliata, Rotifera, Cladocera, Copepoda, Cholorophyceaedan tumbuh-tumbuhan tinggi yang membusuk.
Pertumbuhan di kolam dan di sawah mencapai 7-9 cm dalam waktu 3 bulan, 10-12 cm dalam waktu 6 bulan dan 16-18 cm dalam waktu 12 bulan.  Berat ikan yang besar antara 130-160 gram.  Pemeliharaan yang baik adalah di daerah-daerah ketinggian sampai 800 meter dpl.
Penyebaran
Tempat asal ikan sepat siam adalah Thailand. Indonesian mendatangkan ikan ini pada tahun 1934 dari semenanjung Malaka. Kemudian jenis ikan ini karena habitat asalnya adalah rawa-rawa, ditebarkan pula didaerah rawa-rawa diperairan Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Di Sumatera Selatan ikan ini berbiak dengan cepatnya dan kini jenis ikan ini merupakan ikan penting yang mendominasi daerah rawa.  Hasil penangkapan suatu perairan umum di sumatera selatan, 60% adalah sepat siam.  Jenis ikan ini ditangkap dengan macam-macam alat seperti pangilar (sejenis perangkap) dibuat dari kawat atau rotan, pukat (gill net) dan empang - lulung terbuat dari bambu  dengan rotan sebagai pengikatnya.  Demikian pula halnya di perairan Kalimantan, jenis ikan ini mempunyai peranan penting.  Jenis ikan ini telah dibawa pula ke Bali, Lombok, Flores dan Ambon. Pada umumnya jenis ikan ini diolah sebagai ikan asin yang diekspor ke Jawa.
Pemeliharaan ikan sepat siam di kolam-kolam di Jawa kurang popular, meskipun di daerah daratan rendah banyak pula yang memelihara.

          Pemeliharaan
          Pemeliharaan ikan sepat siam dilakukan di kolam atau di sawah, terutama di daerah-daerah dataran rendah atau di rawa-rawa yang pH-nya sedikit asam atau di kolam-kolam tergenang tanpa adanya aliran air sehingga zat asam minimal. Ikan sepat siam adalah ikan yang mempunyai alat labyrinth sehingga kekurangan zat asam tidak merupakan masalah besar.
 Di Kalimantan Selatan pemeliharaan sepat siam dilakukan dalam beje-beje yang dibuat di sawah atau di rawa berupa saluran-saluran berukuran lebar ± 2 m dan tinggi       1 - 1,5 m sedangkan panjangnya tidak tertentu.  Saluran ini pada musim hujan tergenang air bila air hujan turun pada musim kemarau maka ikan akan berkumpul dan dapat dilakukan penangkapan dengan  mudah.
   Pemeliharaan ikan sepat siam di sawah biasanya dikombinasikan dengan ikan jenis lain atau poli kultur.  Pada pemeliharaan di sawah sebaiknya saluran pinggir atau saluran tengah diperdalam, agar plankton yang dihasilkan cukup tersedia.

Perkembangbiakan
Untuk membiakan jenis ikan ini tidak diperlukan perlakuan khusus seperti pada halnya ikan-ikan mas, tawes atau gurame.  Ikan sepat dapat berbiak di kolam pemeliharaan dengan sendirinya.  Tumbuh-tumbuhan air seperti Hydrilla persicillata dan air yang cukup zat asam diperlukan.
Kolam pemijahan hendaknya agak dalam yaitu sekitar 70 - 100 cm, dan pada waktu pemijahan terjadi kolam hendaknya berair diam sehingga pemasukan air cukup untuk mengganti air yang hilang karena penguapan atau merembes. Tumbuh-tumbuhan air yang mengapung baik sekali disediakan untuk menutup sebagian kecil permukaan saja.  Pada waktu pemijahan maka ikan jantan akan membuat sarang terlebih dahulu.  
Pembuatan sarang dilakukan selama 1 - 2 hari.  Gelembung - gelembung udara (buih) yang membentuk sarang tersebut bergaris tengah 1,5 - 3 mm.  Pada waktu pembuatan sarang tersebut ikan - ikan lain tidak diperkenankan mendekat.  Jika ada ikan yang mendekat maka akan dikejarnya sehingga keluar dari daerah territorial tempat  sarang  dibuat.  Sarang  biasa dibuat dari bagian tepiatau di sudut - sudut.  Setelah sarang siap maka ikan jantan memikat betina dan pemijahan terjadi di bawah sarang.
Telur yang telah dibuahi tadi mengapung sampai mencapai sarang tersebut.  Telur menetas setelah 2 - 3 hari.  Telur kemudian dijaga oleh jantan, terutama dari gangguan-gangguan lain yang mendekat.
Untuk mengembangbiakkan ikan sepat siam ini sebaiknya kolam dipersiapkan dengan pengeringan, pemupukan dan sebagainya, agar hama benih dapat hilang dan benih cukup mendapat makanan terutama makanan alami (Zooplankton).

DAFTAR PUSTAKA
Azis D.A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Sepat Siam Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Daelami, Deden A.S. 2002. “Agar Ikan Sehat” Jakarta: Penebar Swadaya.
Dalimartha, S. 2004. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”, Anggota IKAPI, Puspita Swara.
Suyanto, S. Rachmatun. 1995.  “Parasit Ikan dan Cara-cara Pemberantasannya”. Jakarta: Yayasan Sosial Tani Membangun.

Kamis, 08 Agustus 2019

MENGENAL IKAN SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus)


MENGENAL IKAN SEPAT RAWA
(Trichogaster trichopterus)


Sepat rawaTrichogaster trichopterus, atau sering disebut sepat rawa (biasa) adalah sejenis ikan anggota suku gurami (Osphronemidae). Seperti kerabatnya yang bertubuh lebih besar, sepat siam (T. pectoralis), ikan ini merupakan ikan konsumsi yang disukai orang, meski umumnya hanya bernilai lokal. Namun di samping itu terdapat pula varian-varian hiasnya yang berwarna menarik, yang populer sebagai ikan akuarium.

Ikan Sepat merupakan ikan yang hidup di air tawar dan termasuk dalam golongan marga Trichogaster, anggota suku gurami Osphronemidae. Di indonesia ikan ini dikenal sebagai ikan konsumsi. dan beberapa jenisnya di perdagangkan sebagai ikan hias. Ikan ini banyak dikenal dengan nama-nama lokal seperti sepat sawah/rawa, sepat jawa, sepat biru, sepat ronggeng (Melayu), sapek (Minang) dan lain-lain. Dalam perdagangan ikan hias bergantung pada varietasnya, ikan ini dikenal dengan nama-nama (Ingg.) seperti Three spot gourami, Blue gourami, Cosby gourami, Gold gourami, Golden gourami, serta Opaline gourami. Sepat semula digolongkan ke dalam suku Belontiidae, bersama cupang dan kerabatnya. Akan tetapi sekarang suku ini telah digabungkan ke dalam suku Osphronemidae, yang juga mencakup gurami dan sepat kerdil (Colisa).  

Marga Trichogaster berkerabat dekat dengan marga Colisa; anggota kedua marga ini sama-sama memiliki sirip perut berupa cambuk. Namun marga Trichogaster memiliki sirip punggung yang relatif lebih pendek, dan individu dewasanya berukuran jauh lebih besar daripada Colisa.

Klasifikasi Ilmiah : 

Kerajaan Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Actinopterygii 
Ordo Perciformes 
Sub Ordo : Anabantoidae 
Famili : Osphonemidae 
Sub Famili : Luciophalinae 
Genus : Trichogaster


Sebagaimana kerabat-kerabat dekatnya, yakni tambakan, betokgurami, dan cupang, sepat tergolong ke dalam anak bangsa Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya organ labirin (labyrinth) di ruang insangnya, yang amat berguna untuk membantu menghirup oksigen langsung dari udara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup di tempat-tempat yang miskin oksigen seperti rawa-rawa, sawah dan lain-lain.




Ciri ciri umum ikan sepat bertubuh pipih jorong dengan moncong runcing dan mulut kecil. Sisik kecil-kecil, bersusun miring, dalam aneka ukuran. Gurat sisi sempurna, bentuk tabung yang kadang-kadang agak lengkung. Sirip punggung (dorsal) terletak jauh ke belakang, namun berakhir agak jauh di depan sirip ekor. 

Sirip perut (ventral) berubah bentuk sepasang jari-jari lunak yang pertama berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk panjang sepanjang badan, ditambah dengan sepasang duri pendek dan beberapa pasang jumbai pendek yang tak seberapa terlihat. Sirip dubur (anal) memanjang mulai dari di bawah dada hingga pangkal ekor. Sirip dada (pectoral) kurang lebih meruncing, sementara sirip ekor sedikit bercabang. 
Ikan jenis ini hidupnya bergerombol di rawa-rawa, danau, aliran-aliran air yang tenang, dan umumnya lahan basah di dataran rendah termasuk sawah-sawah serta saluran irigasi. Biasanya sepat berkumpul di dekat tanaman air seperti kangkung, eceng gondok dan sejenisnya. Selain tempat makan, tanaman tersebut juga dijadikan tempat untuk menyimpan telur mereka saat berkembang biak. Pada musim berbiak, ikan jantan membangun sebuah sarang busa untuk menampung dan memelihara telur-telur sepat betina, yang dijagainya dengan agresif. Disaat musim banjir, penyebarannya meluas mengikuti aliran banjir. Ikan Sepat memangsa zooplankton, krustasea kecil dan aneka larva serangga.
Ikan sepat banyak tersebar di bagian Indocina, terutama di lembah Sungai Mekong di Cambodia atau Kamboja, dan di Indonesia Barat, yakni di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Sekitar tahun 1938, ikan sepat ini dimasukkan ke Danau Tondano dan tempat-tempat lain di Sulawesi. Beberapa spesies dari jenis ikan sepat yang diketahui yaitu sepat siam, sepat rawa dan sepat mutiara. Sepat mutiara banyak dipergunakan sebagai pajangan ikan hias di akuarium krena jenis ini memiliki varian warna yang menarik.
Ada dua jenis ikan sepat yang banyak di temukan di perairan Indonesia, yaitu sepat rawa dan jenis lainnya yaitu sepat siam.
Sepat rawa dalam bahasa latin (Trichogaster Trichopterus), merupakan ikan konsumsi yang paling disukai orang, meski umumnya hanya bernilai lokal.
Namun di samping itu, terdapat pula varian -varian hiasnya yang berwarna- warni serta menarik, yang populer sebagai ikan hiasan akuarium.Sebutan lain ikan sepat rawa di Indonesia adalah sepat sawah, sepat jawa, sepat biru, sepat ronggeng (Malaysia), dan masih banyak lain -lain.
Untuk sepat yang bisa dijadikan ikan hias tergantung dari varietasnya, dimana lebih banyak dikenal dengan nama -nama Inggris seperti: Three spot gourami, Cosby gourami, Blue gourami, Golden gourami, Gold gourami, serta Opaline gourami.
Ikan ini biasanya hidup di rawa -rawa, danau, aliran -aliran air yang tenang, sawah -sawah, saluran irigasi dan di lahan basah lainnya yang terletak di dataran rendah dan tenang.
Pada saat musim banjir, penyebaran ikan ini meluas mengikuti aliran banjir, makanan sepat rawa biasanya dengan memangsa zooplankton, krustasea kecil dan aneka larva serangga kecil lainnya.Pada musim berkembang biak, ikan jantan senantiasa membangun sebuah sarang busa yang berguna untuk menampung dan memelihara telur -telur sepat dari sepat betina.
 Sepat rawa mulai menyebar di Indocina, terutama di lembah Sungai Mekong, dan di Indonesia barat, yakni di Sumatra,Ciri pada ikan sepat rawa adalah, bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang total hingga 120 mm, berwarna perak buram kebiruan atau kehijauan.
Dengan beberapa antenna mirip pita miring berwarna gelap, serta bercak hitam yang masing -masing berada pada tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor. Warna tubuh ikan sepat ini amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun bentuk pada pola -pola warna tubuhnya, begitu juga dengan bilangan jari -jari pada sirip -siripnya.
Sepasang jari -jari terdepan pada sirip perut dapat berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut.
Berbentuk yang memanjang hingga ke bagian ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2 -3 jumbai yang pendek.
Sepat Siam bila dalam bahasa latin (Trichogaster pectoralis), merupakan ikan konsumsi yang cukup penting, terutama sebagai sumber protein bagi tubuh.Selain dijual dalam keadaan segar di pasar- pasar, sepat siam kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin dan diperdagangkan antar pulau di daerah Indonesia.Tidak seperti jenis sepat air tawar yang lainnya, sepat siam kurang populer sebagai ikan hias untuk di pasangkan dengan akuarium.
Sebutan lain dari sepat siam adalah Siamese gourami atau snake skin gouramy (Inggris), slipper (Jawa Timur). Sebagaimana ikan sepat rawa umumnya, ikan ini sangat menyukai rawa- rawa, danau, sungai dan parit -parit yang berair tenang terutama yang banyak air dan makanannya serta ditumbuhi tumbuhan air.
Penyebaran asli ikan ini adalah di wilayah Asia Tenggara, terutama di lembah Sungai Mekong di darah Laos, Sepat siam mulai masuk ke perairan Indonesia pada tahun 1934, yang kemudian dikembangkan pembudidayaannya di kolam -kolam dan sawah. Pada tahun 1937, sepat ini  dimasukkan ke Danau Tempe di Sulawesi dan kemudian sedemikian berhasil di kembang biakan, sehingga dua tahun kemudian ikan ini mulai mendominasi.
Manfaat Ikan Sepat Bila Dikonsumsi
•        Mencegah Dimensia
•        Mencegah Terjadinya Peradangan
•        Mengurangi resiko terkena alzheimer
•        Ibu Hamil dan Masalah Prematur
•        Menstabilkan Tekanan Darah Tinggi
•        Mencegah Depresi
•        Mengurangi risiko stroke
•        Mencegah Diabetes
•        Mata dan kulit menjadi lebih sehat
•        Mengurangi risiko adanya kanker

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Sepat_rawa

https://www.semuaikan.com/khasiat-dan-manfaat-ikan-sepat-untuk-kesehatan-tubuh-manusia/